Abu Tholut: Aparat Harusnya Bisa Cepat Tangkap Santoso

Damar Sinuko | CNN Indonesia
Jumat, 08 Apr 2016 15:41 WIB
Kelompok Santoso menurut Abu Tholut tidak mempunyai kemampuan menyerang secara frontal tapi pukul lari, pukul lari.
Mantan terpidana teroris Abu Tholut mengatakan aparat Polri dan TNI seharusnya bisa lebih cepat menangkap kelompok teroris Santoso di Poso, Sulawesi Tengah. (CNN Indonesia/Damar Sinuko)
Jakarta, CNN Indonesia -- Aparat Polri dan TNI seharusnya bisa lebih cepat membekuk kelompok teroris Santoso di Poso, Sulawesi Tengah seiring makin sempitnya ruang gerak kelompok ini. Permintaan ini disampaikan Abu Tholut, mantan terpidana teroris yang kini telah menjalani masa bebas bersyarat.

"Ruang gerak Santoso sudah sempit. Interaksi mereka dengan warga sudah putus sehingga mereka terkucil di hutan. Aparat harusnya bisa lebih mudah dan cepat menangkap,” kata Abu Tholut usai menjadi khotib Jumatan di Masjid Baituttaqwa, Semarang, Jumat (8/4).

Tholut menjelaskan jika Santoso dan kelompoknya tidak memiliki kemampuan menyerang frontal, seperti kelompok teroris sebelumnya. Mereka katanya hanya ahli dalam pola "hit and run".

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pola mereka itu tidak frontal, berani kontak terbuka. Mereka hit and run, pukul lari pukul lari", kata lelaki yang memiliki nama asli Mustofa ini.

Operasi Tinombala yang fokus dalam pengejaran Santoso diharapkan dapat lebih cepat menangkap Santoso dan rekan-rekannya yang dikabarkan berjumlah 29 orang.

Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komisaris Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan kelompok Santoso alias Abu Wardah adalah simbol perlawanan kelompok radikal. Jika Santoso lekas ditangkap, moral anggotanya yang lain pun bakal turun.

"Wilayah Poso tidak bisa dipungkiri, masih banyak kelompok maupun simpatisan Santoso yang berkeliaran, terlebih wilayah itu adalah bekas daerah konflik, sehingga faktor utama berkepanjangannya jaringan terorisme di Poso kemungkinan besar dipengaruhi oleh faktor dendam, ditambah dengan masuknya ideologi radikal,” kata Tito.

Komjen Tito hadir di Watutau untuk memotivasi personel TNI dan Polri di sana. Selain itu, dia ingin melihat dan mengetahui langsung permasalahan-permasalahan yang ada, sekaligus juga menawarkan dukungan-dukungan moral serta memantau program kegiatan deradikalisasi dan melihat jaringan radikal di Poso dan sekitarnya.

"Strategi operasi saat ini cukup bagus, sudah ada sektor-sektor dan wilayah operasinya sudah tercover dengan adanya kekuatan personel 3.000 lebih," katanya.

Satu hal terpenting kata dia, setidaknya usaha maksimal telah dilaksanakan dengan bukti tertembaknya beberapa pengikut Santoso. Entah dalam kondisi hidup maupun meninggal, serta ditemukannya barang bukti berupa senjata dan bahan peledak lainnya.

"Kemajuan sangat bagus, apalagi senjata berhasil disita dan beberapa bahan peledak," ujarnya.

Tito mengatakan kondisi kelompok Santoso saat ini sudah jauh melemah dan jumlah anggota serta senjata sudah mulai berkurang. Terlebih pasokan logistik dan akses senjata sudah terhenti total, dengan dilakukannya pos-pos pemeriksaan di beberapa titik pintu keluar masuk pegunungan di wilayah Poso dan sekitarnya, sehingga mempersempit ruang gerak mereka.

"Saya sangat optimistis dan tinggal menunggu waktu saja, serta keseriusan anggota di lapangan kasus ini bisa secepatnya terungkap dan selesai, insya Allah," ujarnya. (bag)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER