Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dan Pengurus Pusat Muhammadiyah akan mengumumkan hasil autopsi janazah terduga teroris asal Klaten, Jawa Tengah, bernama Siyono, Senin (11/4) siang.
Meskipun tidak seluruh data autopsi dapat dipublikasikan, pengumuman itu merupakan bagian dari komitmen kedua lembaga untuk membuka hasil pemeriksaan jenazah Siyono secara transparan
"Kami akan mengungkap itu secara transparan kepada publik," kata Komisioner Komnas HAM, Siane Indriani, saat ditemui di Jakarta, pekan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum Busyro Muqoddas, Ketua Umum Pemuda PP Muhammadiyah Dahnil Anzar Simajuntak dan sejumlah pegiat HAM direncanakan hadir pada pengumuman hasil autopsi Siyono.
Diberitakan sebelumnya, Siyono tewas setelah diduga berkelahi dengan personel Detasemen Khusus Antiteror 88. Siyono disebut tewas di dalam mobil unit khusus Polri itu.
Ketika peristiwa tersebut terjadi, Siyono dan personel Densus 88 sedang menuju lokasi yang diduga sebagai gudang senjata kelompok radikal, Neo Jamaah Islamiyah. Perjalanan itu disebut diawali dari pengakuan Siyono.
Polisi menyebut Siyono sebagai orang penting di kelompok teror itu. Dia diduga mengetahui keberadaan senjata yang dicari berdasarkan keterangan tiga terduga teroris lainnya.
Setelah kematian Siyono, Divisi Profesi dan Pengamanan Polri (Propam) telah memeriksa tujuh saksi.
"Khusus Densus ada tujuh orang yang saya periksa, termasuk dua anggota yang mengawal dan menyupir," kata Kepala Divisi Propam Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan.
Iriawan mengatakan, telah terjadi kesalahan prosedur saat membawa Siyono. Kesalahan itu berupa tidak diborgolnya Siyono dalam perjalanan.
Mantan Kapolda Jawa Barat itu memastikan akan ada sidang kode etik dan profesi untuk mengadili anggota Densus 88 yang mengawal Siyono itu, meski belum menyebutkan waktunya. "Mereka tidak profesional," kata Iriawan.
(abm)