Santoso Disebut Punya Simpatisan di Perkotaan Poso

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Selasa, 12 Apr 2016 14:06 WIB
Kepala BNPT Tito mengatakan aparat sudah mengantisipasi kemungkinan Santoso cs bergabung ke kolom lama dengan menyiapkan kekuatan dan pagar betis.
Kepala BNPT Komjen Tito Karnavian mengatakan kelompok teror Mujahidin Indonesia Timur yang dipimpin Santoso punya simpatisan di perkotaan Poso, Sulawesi Tengah. (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komisaris Jenderal Tito Karnavian mengatakan kelompok teror Mujahidin Indonesia Timur yang dipimpin Santoso alias Abu Wardah punya simpatisan di perkotaan Poso, Sulawesi Tengah. 

"Di bawah (dataran rendah), di daerah Poso Pesisir, Masani, Desa Tamanjeka, bahkan di Kota Poso ada beberapa simpatisan," kata Tito di Markas Besar Polri, Jakarta, Selasa (12/4).

Tito mengatakan para simpatisan itu adalah rekan-rekan anggota kelompok teror itu semasa konflik agama 1998-2001 silam. Selain itu, ada pula yang mendukung gerakan mereka karena merasa satu ideologi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mantan Kepala Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri itu menyebut tempat para simpatisan itu sebagai "kolom lama." Saat ini, kata Tito, aparat sudah mengantisipasi kemungkinan Santoso cs bergabung ke kolom lama dengan menyiapkan kekuatan dan pagar betis.

"Kalau mereka masuk ke sana akan lebih mudah untuk ditangkap," ujarnya.

Sementara itu, kata Tito, kelompok yang saat ini berada di dataran tinggi Napu justru tidak memiliki simpatisan. Dengan demikian, kelompok tersebut harus segera diatasi sebelum bergabung ke kolom lama.

"Itu kesempatan bagi teman-teman TNI - Polri dari sana untuk intensif melakukan pengejaran ke sana (Napu) sebelum mereka kembali ke kolom lama. Karena di kolom lama ada simpatisannya," kata Tito.

Meski sudah tidak punya simpatisan di dataran tinggi, Tito menyebut kelompok Santoso pada awalnya sengaja berpindah basis dari perkotaan ke pegunungan. Alasannya, "Poso ini akan dijadikan oleh jaringan ini Qoidah Aminah, cikal bakal kekuatan mereka untuk menguasai teritorial."

Syarat untuk mendirikan Qoidah Aminah ini adalah harus ada masyarakat pendukung. Di pegunungan, lanjut Tito, sebagian masyarakat muslim masih mendukungnya karena masih marah dan dendam atas konflik masa lalu.

Selain itu, medan di sana juga ideal untuk bergerilya karena hutannya sangat lebat.

"Bukan untuk menjadi alasan ya tapi faktanya saya dua tahun pernah operasi di sana, 2005-2007. Ratusan sudah saya tangkap di sana, itu medannya sangat berat sekali," ujar jenderal bintang tiga itu.

Mantan Kapolda Papua itu menyebut di Sulawesi Tengah sebagai hutan terlebat kedua setelah Mamberamo dan Waropen, di mana dia bertugas dulu. "Masih perawan sekali," ujarnya.

Adapun Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan pihaknya akan terus mengejar gembong teroris berjulukan Pak Bos itu. "Terus kita lakukan. Sampai kapan juga kami lakukan."

Badrodin mengatakan dirinya sendiri akan berangkat ke Poso untuk mengevaluasi operasi Tinombala yang sudah digelar sejak Januari lalu. "Akhir pekan ini kami evaluasi, saya akan cek," ujarnya.

Santoso jadi salah satu buron paling dicari karena diyakini bertanggungjawab atas serangkaian aksi teror satu dekade terakhir. Selain itu, dia juga telah berbaiat pada kelompok teror Timur Tengah, Negara Islam Irak dan Suriah alias ISIS.

Di antara kelompoknya yang tersisa sekitar 29 orang, terdapat dua orang warga asing beretnis Uighur. Keberadaan mereka juga diyakini polisi sebagai bukti jaringan kelompok ini sudah berskala internasional. (bag)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER