Komnas HAM Sayangkan Aksi Semen Kaki Petani Gunung Kendeng

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Rabu, 13 Apr 2016 16:15 WIB
Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Sandra Moniaga menilai pilihan pengecoran kaki para petani bukan pilihan yang terbaik.
Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Sandra Moniaga menilai pilihan pengecoran kaki para petani bukan pilihan yang terbaik. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Sandra Moniaga menyayangkan aksi pengecoran kaki menggunakan semen yang dilakukan petani perempuan asal pegunungan Kendeng.

Sandra yang secara khusus hadir di lokasi unjuk rasa mengatakan dia bisa memahami perasaan para petani yang sudah frustasi dengan keberadaan pabrik semen di daerah mereka. Namun untuk pilihan pengecoran kaki, dia merasa itu bukan pilihan yang terbaik.

"Saya bisa memahami hal ini (unjuk rasa), tapi saya tak bisa menerima pilihan aksi ini," kata Sandra, Rabu (13/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengaku sedih melihat para petani yang menurutnya justru menyakiti diri mereka sendiri.

Sandra menjelaskan, Pemerintah Indonesia tidak boleh membiarkan aksi ini terus berjalan karena akan mempengaruhi kesehatan dari para petani tersebut. Menurutnya jika ini semua dibiarkan maka pemerintah bisa dianggap melakukan pembiaran terharap aksi penyiksaan.

"Walaupun ini menyiksa diri sendiri maka tapi Pemerintah Indonesia bisa dianggap membiarkan. Sudah sewajarnya pemerintah memberikan respons dan mencari solusi,” katanya.

Sebenarnya, kata Sandra, Komnas HAM telah mendapatkan pengaduan soal pabrik semen di Gunung Kendeng sejak dua tahun lalu. Namun sejak saat itu belum ada respons positif dari pihak terkait.

Oleh sebab itu, Sandra kembali menegaskan bahwa aksi ini merupakan puncak dari aksi yang selama ini telah mereka lakukan. Mereka, kata dia sudah berjuang dan menunggu sangat lama tapi pemerintah tak kunjung memberikan respons yang konferenhensif.

"Ada respons tapi tak konferehensif dan tak maksimal," ujarnya.

Sebelumnya salah satu perwakilan petani yang hadir, Joko Prianto menjelaskan salah satu dampak yang terasa di masyarakat adalah dampak sosial. Menurutnya keberadaan pabrik semen di Gunung Kendeng membuat masyarakat terpecah.

"Saat perusahaan semen masuk banyak warga yang mulai terkotak-kotak, padahal sebelumnya rumpun," kata Joko.

Joko menambahkan banyak masyarakat di kawasan tersebut yang tergiur dengan tawaran yang diberikan oleh perusahaan pabrik semen tersebut hingga akhirnya bersedia menjual lahan mereka. Namun ada juga masyarakat yang hingga kini tetap tegas menolak keberadaan pabrik semen di kawasan mereka. (bag)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER