Jakarta, CNN Indonesia -- Masih lekat di ingatan Muhammad Zein saat pemerintah provinsi DKI Jakarta menggusur permukiman Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur pada Agustus 2015.
Pria berusia 66 tahun ini cukup beruntung tak seluruh rumahnya di RW 02 Kampung Pulo terkena penggusuran. Ia hanya kehilangan separuh bangunan dapur dan kamar mandi yang dihancurkan menggunakan alat berat.
"Cuma dua meter yang kena gusur. Jadi masih bisa ditinggali lah sisanya," ujar Zein ditemui di rumahnya, Rabu (27/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski terkena separuh bangunan, Zein mengaku tak memperoleh ganti apapun dari pemerintah DKI.
Dia juga tak mendapat jatah rumah susun (rusun) di Jatinegara Barat lantaran tak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) DKI Jakarta. Pasalnya, warga dengan KTP DKI Jakarta saja yang berhak mendapatkan unit rusun.
Kendati demikian, pria yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang di Pasar Jatinegara ini mengaku lebih nyaman tinggal di Kampung Pulo.
Terlebih sejak pembangunan tanggul dan jalan inspeksi di bekas lahan bongkaran, banjir yang biasanya menerjang Kampung Pulo kini tak ada lagi. Bahkan ketika banjir terjadi di ibu kota pekan lalu, Kampung Pulo justru aman dari limpahan air.
"Berkurang banget sekarang banjirnya.
Udah enggak masuk rumah lagi, paling dikit
aja di luar kalau kiriman dari Bogor," katanya.
Hal senada diungkapkan warga RW 02, Kurniawan. Rumahnya yang berada di bantaran kali digusur habis pemerintah provinsi DKI Jakarta. Meski memiliki KTP DKI dan mendapatkan jatah rusun, ia tetap memilih mengontrak di Kampung Pulo.
"Enak di sinilah. Di rusun susah harus naik
lift segala, sewanya juga mahal," tutur Kurniawan.
Biaya sewa rusun yang mencapai Rp300.000 per bulan dinilai terlalu mahal bagi pria yang sehari-hari bertugas di kantor Kelurahan Kampung Melayu ini. Biaya itu belum termasuk pembayaran listrik dan air. Sementara kontrak rumah di Kampung Pulo hanya Rp250.000 tanpa perlu membayar air.
"Lingkungannya juga enak di sini (Kampung Pulo). Di sana keluar ketemunya tembok," ucapnya.
Pembangunan tanggul dan jalan inspeksi, menurut Kurniawan, terbukti mengurangi banjir yang terjadi tiap tahun di Kampung Pulo. Ia tak perlu lagi mengungsi jika banjir besar datang.
"Semoga kondisinya begitu terus
deh. Sudah digusur, mudah-mudahan memang benar pembangunannya berguna buat semua," katanya.
(obs)