Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana terpaksa menghentikan pencarian empat korban longsor di wilayah Desa Mubai dan Desa Lokasari, Kecamatan Lebong Selatan, Kabupaten Lebong, Bengkulu, yang dilakukan sejak siang tadi.
Hujan deras dan angin yang menerjang hingga malam di lokasi pengeboran gas geothermal di dua desa tersebut menghalangi petugas untuk menyisir wilayah longsor.
Tak hanya itu, lokasi longsor saat itu juga telah digenangi air luapan dari bendungan di cluster A milik PT Pertaminan Geothermal Energi, yang jebol karena terdorong material longsor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebong, TNI, Polri, Basarnas, PT PGE, SKPD dan lainnya saat ini turun ke Tubei. Rencananya, pencarian akan dilanjutkan besok pagi pukul 06.00 WIB.
Dalam keterangan yang diterima CNNIndonesia.com dari Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, sebanyak enam unit alat berat jenis excavator milik PT PGE juga akan diturunkan dalam proses pencarian besok.
Hingga saat ini, korban longsor tercatat satu orang meninggal dunia, satu orang mengalami luka berat dan empat orang luka-luka.
Mereka kini di rawat di rumah sakit terdekat. BNPB menyebut, empat orang yang akan dicari besok diduga tertimbun longsor. Keempat warga yang masih tertimbun itu bernama Sarnobi, Bito, Deki dan Putra Doris.
Tak hanya merenggut nyawa dan menjebol bendungan, longsor kali ini juga dipastikan telah merusak satu hektar kebun masyarakat dan menutup jalan lintas Kabupaten Rejang Lebong ke Kabupaten Lebong.
"Masyarakat diimbau terus meningkatkan kewaspadaan terkait ancaman banjir, longsor dan puting beliung. Sebagian besar wilayah di Indonesia dalam kondisi musim pancaroba yang sering ditandai dengan perubahan cuaca yang mendadak," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangannya, Kamis (28/4).
Tak hanya itu, BNPB mengatakan, El Nino juga menyebabkan curah hujan meningkat sehingga memicu banjir, longsor dan puting beliung.
Diperkirakan, musim kemarau baru akan masuk pada Mei-Juni mendatang. Jika fenomena La Nina menguat, maka akan terjadi kemarau basah. Artinya, musim kemarau tidak akan sekering kemarau pada tahun 2015 lalu.
(meg)