Reklamasi, Ahok Disebut Warisi Pemikiran Jan Pieterszoon Coen

Prima Gumilang | CNN Indonesia
Jumat, 29 Apr 2016 09:04 WIB
Cara berpikir Ahok, kata JJ Rizal, mewarisi gen Kota Jakarta bentukan Coen: semua digerakkan, dihitung, dinilai berdasarkan uang. Ruang adalah uang.
Cara berpikir Ahok, kata JJ Rizal, mewarisi gen Kota Jakarta bentukan Coen: semua digerakkan, dihitung, dinilai berdasarkan uang. Ruang adalah uang. (REUTERS/Beawiharta)
Serang, CNN Indonesia -- Sejarawan Betawi JJ Rizal menyebut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mewarisi pemikiran Gubernur Jenderal Hindia Belanda Jan Pieterszoon Coen yang menaklukkan Jayakarta pada 1619 –kemudian mengubah namanya menjadi Batavia (kini Jakarta).

Proyek reklamasi yang didukung Ahok, menurut Rizal, merupakan bukti warisan Coen.

“Cara berpikirnya mewarisi sifat dan gen Kota Jakarta yang dibentuk oleh Coen: semua digerakkan, dihitung, dinilai berdasarkan uang. Reklamasi bisa kita lihat seperti itu,” kata Rizal di Serang, Banten.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika membangun Batavia, kata Rizal, Coen menanamkan sifat dan gen bahwa pembangunan di kota itu harus dihitung berdasarkan nilai ekonomis. Sebagai seorang akuntan, Coen membangun Jakarta dengan kalkulasi untung-rugi.

“Jadi, kota yang ada hari ini mewarisi sifat Coen sebagai seorang akuntan, walaupun yang memimpin sekarang bukan akuntan,” ujar Rizal.

Pihak mana yang bisa memberi sumbangan uang lebih banyak bagi kota, kata Rizal, maka dia berhak hidup di Jakarta. Sementara kelompok yang tidak menyumbang atau bahkan memboroskan uang bagi kota, harus disingkirkan.

“Ruang adalah uang. Yang kita dapati sekarang seperti itu,” kata Rizal.

Gagasan yang tak pernah padam

Rizal memaparkan, reklamasi di Jakarta muncul era 1980-an. Sementara kebijakannya diterbitkan pada 1995 melalui Keputusan Presiden Nomor 52 tentang Reklamasi Pantai Utara Jakarta. Berdasarkan Keppres itu, Ahok memuluskan izin proyek reklamasi di pesisir Jakarta.

Ide reklamasi sebenarnya pernah terhenti, namun kembali menguat ketika ada isu ancaman rob besar bakal melanda Jakarta. Proyek Giant Sea Wall di Jakarta pun muncul. Pengembang melihat kesempatan ini untuk mendirikan pulau reklamasi.

Reklamasi dengan proyek Giant Sea Wall dianggap akan menghentikan bencana yang ditakutkan seperti rob, banjir, krisis air, dan kekurangan lahan.

Padahal, menurut Rizal, ketakutan akan bencana itu tidak ada hubungannya dengan proyek reklamasi.

“Mereka mencari alasan supaya proyek reklamasi dan Giant Sea Wall ini bisa dilaksanakan, karena ada urusan duit yang sangat besar,” tuding Rizal.
Bagi Rizal, reklamasi adalah proyek di luar akal sehat yang hanya dibuat sedemikian rupa agak tampak sebagai jawaban dari persoalan di Jakarta.

“Kalau kita menerima reklamasi, sama saja artinya sedang jalan bareng-bareng untuk bunuh diri ekologi,” kata Rizal.

Mengenai pernyataan Ahok bahwa nelayan di Muara Angke Jakarta Utara juga tinggal di tanah hasil reklamasi, Rizal menyebut Ahok tak paham sejarah dan sifat sungai di Jakarta.

Jakarta, ujarnya, dibentuk oleh hujan tropis di masa pleistosen, zaman prasejarah, yang mengikis punggung gunung di selatan Jakarta. Air yang turun kemudian membentuk sungai dan membawa lumpur sehingga membentuk dataran aluvial.

Menurut Rizal, tidak ada kaitan antara reklamasi Jakarta dengan sejarah penjajahan di Indonesia ketika itu.

“Kalau ada yang ngomong reklamasi di zaman Belanda, itu orang yang mencoba mencari legitimasi sejarah di masa lalu tentang reklamasi,” kata dia.

Sebelumnya, Presiden Jokowi telah menyampaikan tiga instruksi penting terkait pelaksanaan proyek reklamasi di Indonesia. Instruksi itu bakal menjadi landasan kerja Komite Bersama Reklamasi Pantai Utara Jakarta.

Ketiga instruksi Presiden itu ialah proyek reklamasi dilakukan tanpa merusak lingkungan, pelaksanaan reklamasi tidak boleh merugikan masyarakat lokal setempat, dan semua aturan soal reklamasi perlu diselaraskan, pun para pengembang diminta tidak melanggar aturan perundang-undangan yang berlaku.

[Gambas:Video CNN] (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER