Jakarta, CNN Indonesia -- Jakarta akan dibanjiri puluhan ribu buruh pada peringatan Hari Buruh, Minggu (1/5). Sekitar 80 ribu massa nantinya akan berkumpul di sekitar Monas, Istana Negara, Gedung DPR, kantor Kementerian Tenaga Kerja, organisasi buruh internasional, kemudian ke GBK.
Dari sekitar Jakarta, menurut keterangan resmi Polda Jawa Barat yang diterima CNNIndonesia.com, tercatat akan ada lebih dari 23 ribu massa dari Serikat Pekerja yang akan masuk ke Jakarta menggunakan 401 bus.
Tiga kelompok besar buruh berasal dari Bogor, Purwakarta, dan Karawang. Massa dari Bogor merupakan bagian dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia, berjumlah lebih dari empat ribu orang dan akan menggunakan 72 bus. Mereka itu ada yang bertujuan ke Gedung DPR, Istana Negara, dan langsung ke GBK.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ketua DPD
Federasi Serikat Pekerja Logam Elektronik dan Mesin (FSPLEM) Jawa Barat M Sidarta, mayoritas buruh dari FSPLEM Jawa Barat yang memperingati May Day 2016 di Jakarta berasal dari Kota dan Kabupaten Bekasi, Kota Bandung, Kabupaten Karawang, Kota Depok, Bogor dan Kabupaten Purwakarta.
"Memang kebanyakan dari daerah yang menjadi basis kawasan industri," kata dia, dikutip dari
Antara.
Dari Purwakarta, akan ada hampir 50 bus yang mengangkut lebih dari dua ribu orang. Rata-rata mereka langsung menuju ke GBK.
Sementara buruh Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia dari Karawang, berencana melakukan aksi ke Bundaran Hotel Indonesia, Istana Negara, baru kemudian longmarch ke GBK. Mereka rencananya akan menikmati pertunjukan musik di sana.
Mereka akan diangkut empat mobil dan melakukan konvoi bersama ratusan roda dua.
Sebelumnya, di masing-masing titik unjuk rasa, massa buruh dari Jabar bersepakat untuk mengajukan setidaknya empat tuntutan dalam aksi mereka. Pertama, pencabutan PP Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan.
Kedua, buruh juga minta kenaikan upah minimum sampai 30 persen. Tuntutan lain adalah menyetop PHK massal dan meminta dukungan untuk tabungan perumahan rakyat bagi buruh yang mayoritas penghasilannya terlalu sulit untuk membeli tempat tinggal.
(rsa/eno)