Dampak Penghapusan 3 in 1, Pengendara Cari Jalan Alternatif

Priska Sari Pratiwi | CNN Indonesia
Selasa, 03 Mei 2016 11:55 WIB
Jumlah kendaraan pada jam sibuk antara pukul 07.00-10.00 WIB dan 16.30-19.00 WIB masih terus meningkat dan menyebar ke jalur alternatif.
Uji coba penghapusan 3 in 1 di Jalan Sudirman diperpanjang hingga 14 Mei 2016. Kemacetan pun meluas ke jalur alternatif. (CNN Indonesia/Priska Sari Pratiwi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Uji coba penghapusan 3 in 1 masih berlangsung hingga tanggal 14 Mei. Selama uji coba, pengendara mulai mencari jalan alternatif untuk menghindari kemacetan.

Kepala sub Direktorat Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Budiyanto mengatakan, di awal uji coba kendaraan menumpuk di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin. Akibatnya kemacetan pun tak terhindarkan dan waktu tempuh menjadi lebih lama.

"Tapi kalau sekarang begitu macet mereka mulai cari alternatif jalan lain," ujar Budiyanto saat dihubungi melalui pesan singkat, Selasa (3/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perlintasan jalan alternatif ini, kata dia, masih sama seperti ketika 3 in 1 berlaku, di antaranya di Jalan Panglima Polim, Jalan KH Mas Mansyur, Jalan Abdul Muis, Jalan Asia Afrika, dan sejumlah ruas jalan lain.

Meski demikian, jumlah kendaraan pada jam sibuk antara pukul 07.00-10.00 WIB dan 16.30-19.00 WIB masih terus meningkat. Peningkatan jumlah kendaraan ini, kata dia, juga terjadi di sepanjang Jalan Gatot Subroto di waktu yang sama.

Lebih lanjut, adanya program tambahan sterilisasi jalur bus Transjakarta juga menambah beban jalan yang selama ini digunakan sebagai lokasi 3 in 1.

"Kendaraan kan selama ini suka ambil jalur busway, tapi setelah diperketat mereka tidak lagi lewat jalur itu. Akhirnya kembali lagi ke jalan protokol," katanya.

Namun ia mengaku tak mempermasalahkan hal tersebut. Sebab polisi telah menambah jumlah personel untuk mengatur lalu lintas selama uji coba penghapusan 3 in 1.

Alternatif pengganti aturan 3 in 1, ia menyarankan alternatif jangka pendek berupa pembatasan jalur sepeda motor hingga rekayasa lalu lintas. Sementara untuk Electronic Road Pricing (ERP) maupun penerapan plat kendaraan ganjil-genap, menurutnya, membutuhkan waktu yang cukup lama.

"Nanti sebelum 14 Mei akan diputuskan apakah 3 in 1 akan dihapus atau tidak. Setelah itu baru tahu alternatif apa yang bisa dijalankan," ucapnya.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan untuk memperpanjang masa uji coba penghapusan sistem 3 in 1 di jalan protokol hingga 14 Mei mendatang. Keputusan itu diambil karena percobaan yang dilakukan sebelumnya terjadi kekurangan perhitungan.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjelaskan kekurangan tersebut ada di aspek waktu tempuh kendaraan bermotor yang lewat di jalur protokol.

Menurutnya, pada masa uji coba terdahulu petugas hanya menghitung volume kendaraan yang masuk ke jalur-jalur tersebut tanpa memikirkan jarak tempuh.

"Memang harus diperpanjang karena kemarin mereka hanya mengukur pertambahan volume," kata Basuki, beberapa waktu lalu.

Sebelumnya uji coba telah dilakukan sejak tanggal 5 hingga 8 April 2016 dan dilanjutkan pada 11 hingga 13 April 2016. Dalam uji coba penghapusan ini kepadatan justru meningkat hingga tiga kali lipat dibandingkan hari biasanya. (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER