Jakarta, CNN Indonesia -- Aulia, mahasiswa di Jakarta, belum lahir saat Indonesia dilanda pergolakan pada 1965. Ia pun tak hidup di masa Partai Komunis Indonesia eksis. Namun Aulia sepenuhnya sadar, stigma negatif melekat pada semua hal yang serbakomunis di Indonesia.
“Di Indonesia, paham komunisme dianggap salah. Mungkin karena Orde Baru membuat
image komunis itu penjahat. Orang-orang jadi
insecure dan terlalu rekatif sama PKI dan apapun yang berbau komunis, termasuk lambang palu-arit,” kata Aulia kepada CNNIndonesia.com, Rabu (11/5).
Persepsi masyarakat bagaimanapun terbentuk oleh doktrin sejarah rezim Orde Baru yang antikomunis. Padahal, ujar Aulia, tak semua komunis salah atau buruk.
“Tidak semua komunis salah. PKI memang komunis, tapi komunis belum tentu PKI. PKI memang punya lambang palu-arit, tapi palu-arit bukan cuma punya PKI,” kata Aulia.
Komunisme sendiri merupakan paham sosial-politik dan ekonomi. Ideologi yang bersandar pada manifesto politik yang dikembangkan oleh Karl Marx dan Friedrich Engles itu ialah bentuk koreksi dari sistem kapitalisme yang berekspansi masif di dunia sekitar abad 19.
Komunisme sebagai paham antikapitalisme memperjuangkan kesejahteraan ekonomi dan amat menentang kepemilikan akumulasi modal oleh individu yang memunculkan sistem kelas, yakni kelas borjuis sebagai kaum pemilik modal serta kekuasaan, dan kelas proletar sebagai kaum pekerja.
Kelas-kelas itu, menurut komunis, memunculkan kesenjangan kelas dan ketidakadilan bagi kaum proletar. Komunis menganggap kekayaan atau modal sejatinya merupakan milik rakyat, dan karenanya seluruh alat produksi harus dikuasai negara demi kemakmuran rakyat yang merata.
Terlepas dari ideologi tersebut, Indonesia menganggap komunisme sebagai ancaman. Komunisme dan PKI dicampuradukkan.
PKI sendiri menjadi momok karena dikaitkan dengan sejarah pembantaian warga Indonesia. Pasca-30 September 1965, mereka yang dituduh komunis diberangus, menambah kengerian masyarakat akan komunisme dan PKI.
Komunis disebut sebagai bahaya laten. PKI dan komunis dianggap racun yang berlu dibasmi. Tak sedikit masyarakat saat ini yang mengutuk dan mengecam komunisme tanpa tahu apa arti dan sejarahnya, tanpa tahu apa peran komunis di Indonesia.
Komunisme dalam benak masyarakat lantas dipertentangkan dengan agama. Bay Haqqi, mahasiswa asal Cirebon yang sedang berada di Jakarta, menyebut komunisme dilarang oleh negara dan agama. Komunisme, kata dia, berlawanan dengan Islam.
Di Cirebon, klaim Bay, kalangan yang ia anggap cenderung komunis kerap berselisih dengan ulama-ulama besar. “Di Cirebon, banyak komunis yang ingin membubarkan aktivitas-aktivitas Pesantren Buntet, seakan tak suka jika kaum muslim sedang ibadah.”
Sementara di benak Arini, seorang karyawan swasta di Jakarta, langsung berpikir tentang kekerasan ketika mendengar kata ‘komunis’. Asosiasi itu diakuinya terbangun karena sejarah yang diajarkan padanya selama ini.
“Komunis itu jahat. PKI itu dilarang karena mereka membunuh orang-orang Indonesia dan membuat kerusuhan tahun 1965 lalu," ujar Arini.
Berdasarkan konstruksi pikiran itu, Arini berpendapat sudah sepantasnya pemerintah Indonesia mencegah dan melarang kemunculan PKI di Indonesia.
Lain lagi dengan Adrian. Pegawai BUMN itu memandang komunisme murni sebagai ideologi politik-ekonomi. Komunisme, kata dia, jauh lebih adil dari sistem kapitalisme yang menurutnya saat ini mencengkeram dunia, termasuk Indonesia.
“Secara ideologi, saya menilai komunisme lebih adil daripada kapitalisme. Namun memang kebebasan individu dalam komunisme jadi terbatasi," ujarnya.
Adrian pun berpendapat penggunaan lambang palu-arit tak perlu terlalu dikhawatirkan lantaran bangsa Indonesia telah terikat dalam ideologi Pancasila.
Bagaimanapun, kata dia, “Palu-arit pasti akan memunculkan kontroversi karena kita berada dalam dominasi dunia kapitalis.”
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti sebelumnya mengingatkan masyarakat agar tak main-main dengan penggunaan lambang palu-arit karena hal itu dapat diartikan sebagai sosialisasi ajaran komunisme.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(agk)