Cirebon Disebut Darurat Kejahatan Seksual terhadap Anak

Jakarta, CNN Indonesia -- Kekerasan seksual terhadap anak di Kota Cirebon, Jawa Barat pada empat bulan pertama tahun 2016 sudah berjumlah 30 kasus.

Data tersebut dicatat lembaga pendamping korban, Women Crisis Center (WCC) Mawar Balqis. Institusi masyarakat sipil itu menyatakan, kasus kekerasan seksual terhadap anak di Cirebon tergolong tinggi.

"Sudah ada 30 kasus yang masuk di lembaga kami dan ini tergolong angka yang tinggi," kata pendamping korban WCC Mawar Balqiz, Lutfiyah Handayani, Rabu (11/5), seperti dilansir Antara.

Pilihan Redaksi Revisi UU Perlindungan Anak Akan Perberat Hukuman Pemerkosa Kekerasan Seksual Anak Masuk Kejahatan Luar Biasa Jokowi Tanggapi Kasus Pemerkosaan Anak

Lutfiyah berkata, data tersebut tidak menunjukkan potret kekerasan seksual terhadap anak sesungguhnya. Menurutnya, terdapat banyak kasus serupa yang tidak tercatat lembaganya.

Tahun 2015, kata Lutfiyah, kejahatan seksual terhadap anak di Cirebon mencapai 112 kasus. Ia menuturkan, rata-rata korban kasus-kasus tersebut masih duduk di sekolah dasar dan taman kanak-kanak.

"Pada tahun 2015 korbanya kebanyakan anak SD, bahkan ada yang umurnya 4 tahun," ucapnya.

Terhadap kasus kejahatan ini, Wali Kota Cirebon Nasrudin Azis berencana menambah anggaran pencegahan kekerasan anak pada Anggaran Pengeluaran Belanja Daerah 2017.

"Selama ini anggaran terasa belum maksimal, sehingga dibutuhkan penambahan anggaran untuk mensosialisasikan pencegahan kekerasan terhadap anak," tuturnya.

Di sisi lain, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Diane Dewi Ratih mengatakan, Pemkot Cirebon harus mewujudkan program kota layak anak.

Program itu, kata dia, bentuk kepedulian pemkot kepada fenomena kejahatan seksual kepada anak yang tidak pernah surut di Cirebon. (abm)