Jakarta, CNN Indonesia -- Komite Etik Munaslub Partai Golkar mendapati seorang bakal calon ketua umum (caketum) bertemu dengan pengurus DPD tingkat I Kalimantan Barat, di sebuah hotel di Jakarta, Selasa (10/5) kemarin.
Wakil Ketua Komite Etik Lawrence Siburian enggan mengungkap bakal caketum tersebut. Ia berkata, institusinya masih menelusuri ada tidaknya politik transaksional atau tidak.
"Kalau soal politik uang kami akan teliti lebih jauh lagi," kata Lawrence saat dihubungi, Rabu (11/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lawrence menuturkan, Komite Etik akan menggali bukti-bukti pertemuan itu, termasuk dengan meminta rekaman kamera pengintai dari pengelola hotel.
Seluruh bukti tersebut, kata Lawrence, akan menjadi dasar sidang mahkamah Komite Etik.
Terkait dugaan serupa yang dituduhkan kepada Setya Novanto, Lawrence menyebut timnya telah menggelar investigasi awal.
Hasilnya, kata dia, Komite Etik menemukan fakta, satu dari delapan bakal caketum Golkar itu hanya bertemu dengan anggota tim suksesnya, Senin (9/10) lalu.
Lawrence mengatakan, setiap dugaan pelanggaran aturan pemilihan ketum Golkar tidak akan langsung berdampak pencoretan dari kontes. Mereka, ucapnya, akan mendapat sanksi sesuai jenis pelanggaran.
Berdasarkan aturan main panitia munaslub, bakal calon ketum disebut melanggar ketentuan jika bertemu dengan panitia penyelenggara dan peserta Munaslub Golkar.
"Sudah kami beritahukan, setelah 7 Mei tidak boleh ada pertemuan-pertemuan di luar itu," ucap dia.
Sebelumnya, anggota tim sukses bakal caketum Ade Komarudin, Bambang Soesatyo, menyebut Setya melanggar aturan yang telah ditetapkan Komite Etik.
Tim sukses Novanto yakni Ridwan Bae, Robert Kardinal dan Darul Siska, disebutnya bertemu dengan sejumlah pengurus DPD I Partai Golkar, Senin lalu.
"Kalau mengacu pada aturan Komite Etik yang diumumkan Steering Committee, pertemuan itu jelas pelanggaran," ucap Bambang.
(abm)