Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian menyatakan telah menerima sampel DNA jenazah korban mutilasi yang ditemukan di Sumatera Selatan. Sebelumnya diberitakan, jenazah itu diduga anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Lampung, Muhammad Pansor, yang hilang sejak April.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar di Markas Besar Polri mengatakan, proses identifikasi jenazah itu butuh waktu sekitar lima hari.
"Proses identifikasi dengan cara DNA itu tidak bisa satu-dua hari," kata Boy di Markas Besar Polri, Jakarta, Rabu (11/5).
Penyidik menurut Boy sudah mengumpulkan data post mortem dari keluarga Pansor untuk kelak dicocokan dengan sampel dari jenazah tersebut. Karena masih berupaya memastikan identitas jenazah tersebut, petugas belum bisa menyampaikan banyak hal terkait perkembangan kasus ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami pastikan dulu identitasnya. Itu yang sedang diupayakan," kata Boy.
Sampel DNA jenazah itu dibawa penyidik Kepolisian Daerah Sumatera Selatan, Selasa (10/5). Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Komisaris Besar Djarod Padakova ketika ditanyai CNNIndonesia.com juga belum bisa berkata banyak soal kasus ini.
"Kami tunggu dulu hasil tes DNA," ujarnya.
Pansor dilaporkan hilang pada pertengahan April lalu. Pada 19 April, tak lama setelah ia hilang, ditemukan potongan tubuh yang diduga sebagai anggota dewan tersebut di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan.
Kepolisian Daerah Lampung hingga kini masih mencari Pansor dan berupaya memastikan keberadaannya. Tim pencarian tetap diterjunkan sementara uji DNA berjalan.
(sur)