Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan Mayor Jenderal Purnawirawan Kivlan Zein berperan dalam membebaskan empat warga Indonesia yang disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf.
Kedekatan Kivlan dan pemimpin Moro National Liberation Front (MNLF) Nur Misuari, menurut Ryamizard, membantu proses diplomasi pembebasan WNI yang disandera sejak 15 April.
"Kita (Indonesia) ada di sana. Pak Kivlan Zein sempat tugas misi perdamaian keamanan, kenal dengan Nur Misuari," kata Ryamizard di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (13/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kivlan mengaku kenal Misuari sejak bertugas menjadi pasukan perdamaian di Filipinan Selatan pada 1995. Lewat Misuari pula purnawirawan jenderal Angkatan Darat itu bisa berkomunikasi dengan Abu Sayyaf untuk bisa bernegosiasi dan membebaskan sandera. Abu Sayyaf merupakan kelompok pecahan MNLF pimpinan Misuari.
Kivlan yang mantan anggota tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, dan Nur Misuari turut berperan membebaskan 10 WNI yang sebelumnya disandera Abu Sayyaf. Proses lobi juga dibantu Gubernur Sulu Abdusakur Toto Tan.
"Diplomasi lebih banyak bantuan Filipina. TNI juga berjaga tapi kan tidak boleh masuk," kata Ryamizard.
Ryamizard berharap nantinya patroli bersama kawasan, termasuk di pesisir Laut China Selatan, dapat direalisasikan. Hal itu untuk mengantisipasi aksi serupa terjadi di masa mendatang.
Empat sandera Abu Sayyaf tiba di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma pagi tadi dengan menggunakan pesawat TNI Angkatan Udara. Kedatangan WNI disambut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Mereka dibawa ke RSPAD sebelum diserahkan ke Kementerian Luar Negeri sore ini.
Keempat WNI itu merupakan anak buah kapal dari Kapal Tunda TB Henry dan Kapal Tongkang Cristi. Mereka ialah M Ariyanto Misnan, Lorens Marinus Petrus Rumawi, Dede Irfan Hilmi, dan Samsir.
Kapal mereka dibajak saat melintas di perairan sekembali dari Filipina menuju Tarakan, Kalimantan Timur. Keempatnya kini dalam kondisi fisik baik.
(agk)