Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Golkar yang baru Setya Novanto diminta untuk melakukan konsolidasi ke dalam dengan cara merangkul semua potensi dan semua faksi yang ada dalam tubuh Golkar.
“Terutama yang berpikir dan selalu berjuang untuk melakukan perubahan menuju kebangkitan Golkar,” kata Ketua DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia dalam keterangannya yang diterima CNN Indonesia.com, Rabu (18/5).
Doli mengakui dengan yang terpilihnya Setya Novanto sebagai ketua umum dalam Munaslub Golkar adalah kurang ideal. “Bagi sebagian orang termasuk saya memang bukan pilihan ideal, namun itulah konsekuensi dari sebuah proses demokrasi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Doli, suka atau tidak suka, dan mau atau tidak mau, harus diterima oleh semua kader Golkar yang berada pada pilihan jalur demokrasi.
Doli menekankan bahwa hal yang harus dievaluasi dan dikoreksi ke depan adalah bahwa politik uang dan pengaruh kekuasaan ternyata sebuah teori yang belum bisa terbantahkan dalam setiap perlehatan kontestasi di dalam tubuh Golkar.
“Itulah PR terbesar Golkar dan politik di Indonesia. Bagaimana merelevankan sebuah proses demokrasi dengan dasar pilihan yang objektif, yang bebas dari pengaruh mutlak uang dan intimidasi kepentingan kekuasaan kelompok atau golongan, serta menghasilkan pilihan yang ideal,” tuturnya.
Salah satu inisiator Generasi Muda Golkar itu menyatakan persoalan selanjutnya adalah bagaimana Setya Novanto bisa mengantisipasi soal pencitraan, baik citra Golkar yang akhir-akhir ini merosot akibat konflik internal dan juga citra pribadi Setya yang selama ini dianggap banyak masalah.
“Setya Novanto dan DPP Golkar ke depan harus berpikir dan bekerja keras untuk mengantisipasi persoalan itu,” kata mantan Ketua Umum KNPI itu.
Lebih jauh Doli mengatakan, Munaslub Golkar sudah selesai. Dari aspek prosedur dan proses dapat dinyatakan cukup berhasil. Tahap-tahap pemilihan ketua umum juga dilalui dengan demokratis. Walaupun di beberapa sesi ada perdebatan antara dilaksanakan dengan cara yang demokratis atau kurang demokratis, seperti terbuka atau tertutup. Namun pilihan akhirnya jatuh pada sistem tertutup.
Doli sebagai salah seorang inisiator dilaksanakannya Munas sebagai penyelesaian konflik dalam perspektif itu mengaku sangat berbahagia dan bangga bahwa Golkar telah mampu menunjukkan kedewasaannya dan memulai sesuatu yang baru.
“Mekanisme pemilihan yang begitu panjang prosesnya, sistem pemilihan yang sangat demokratis, tata cara pemilihan yang modern, dan munculnya hingga 8 orang kandidat, menunjukkan Golkar selalu di depan dalam melakukan kreasi dan inovasi dalam pembangunan politik dan demokrasi di Indonesia,” ujarnya.