Atasi Pengangguran, Mendikbud akan Koordinasi dengan Menaker

Gloria Safira Taylor | CNN Indonesia
Sabtu, 21 Mei 2016 21:47 WIB
"Kesenjangan itu ketika persediaan dan permintaan tenaga kerja berselisih. Ketika permintaan kerja kurang, persediaan mahasiswa tidak bisa dikurangi."
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan akan berkoordinasi dengan Menteri Tenaga Kerja M Hanif Dhakiri untuk mengatasi kesenjangan yang terjadi antara dunia kerja dan pendidikan di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mengatasi jumlah pengangguran yang masih tinggi.

"Kesenjangan itu ketika persediaan tenaga kerja dan permintaan tenaga kerja berselisih. Ketika permintaan kerja kurang, persediaan mahasiswa tidak bisa dikurangi," ujarnya dalam diskusi tantangan mengatasi kesenjangan pendidikan dan dunia kerja di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (21/5).

"Ketika perusahaan merekrut sedikit, maka tenaga kerja yang diterima akan sedikit akhirnya angka pengangguran akan bertambah," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Walau begitu, Anies belum dapat memastikan kapan pertemuan dengan Menaker dilakukan.

Saat ini, Anies hanya menawarkan dan mengajak perusahaan swasta untuk datang ke sekolah-sekolah. Upaya ini diharapkan bisa memberi informasi apa yang dibutuhkan dunia kerja kepada para pelajar.

Ia juga meminta kepada seluruh pihak baik instansi pendidikan ataupun perusahaan untuk jeli dengan kesenjangan yang terjadi di dunia pendidikan dan pekerjaan. Pasalnya, hal ini berguna untuk membantu para lulusan sekolah agar tidak menjadi pengangguran.

Baginya, lulusan baru yang belum dapat kerja bukan berarti siswa tersebut tidak kompeten, tapi karena penyerapan tenaga kerja yang tidak tersedia pada saat itu.

"Kita telat menyadarinya makanya kita sering mengalami ketimpangan antara yang dibutuhkan dengan yang disediakan," tuturnya.


Persoalan lainnya, sekolah di Indonesia tidak dapat menghindari kelulusan pada siswanya. Tapi, kelulusan yang terjadi di sekolah-sekolah seringkali saat ekonomi Indonesia sedang menurun yang mengakibatkan penyerapan tenaga kerja baru tidak dilakukan oleh perusahaan.

"Ekonomi kita pada 2012-2013 mengalami penurunan tapi sekolah tetap meluluskan muridnya. Akhirnya banyak lulusan menganggur karena penyerapan tenaga kerja juga ikut menurun ketika perekonomian melemah," ujar Anies.

Faktor lain yang menyebabkan tak terserapnya angkatan kerja di industri, menurut Anis, masih adanya ketidaksesuaian antara undang-undang dengan persyaratan kerja. Berdasarkan undang-undang, wajib belajar di Indonesia adalah sembilan tahun. Tetapi, persyaratan masuk di perusahaan atau institusi minimal lulusan perguruan tinggi. (adt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER