Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) meminta pengelola terminal untuk memberikan waktu istirahat yang cukup bagi sopir angkutan lebaran 2016. Kepala BPTJ Elly Adriani Sinaga berharap, kecelakaan karena faktor pengemudi yang kelelahan tak terjadi lagi tahun ini.
"Kami tidak mau terjadi seperti yang dulu, ada yang telah memakan banyak korban," kata Elly di kantornya, Jakarta, Selasa (31/5).
Menurutnya, kecelakaan bus kerap terjadi saat musim mudik lebaran tiba. Berdasarkan catatan BPTJ, mayoritas kecelakaan disebabkan kurangnya waktu istirahat sopir bus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itu untuk mengantisipasinya, Elly meminta pengelola terminal di Jabodetabek untuk mencatat waktu tiba dan berangkat sopir. Pengelola perusahaan otobus (PO) juga harus mengatur waktu sopirnya dalam mengemudikan kendaraan.
Menurut Elly, berdasakan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas, seorang sopir hanya diizinkan mengemudikan kendaraan selama delapan jam, termasuk waktu istirahat selama 30 menit.
BPTJ bersama Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Dinas Perhubungan DKI Jakarta pun sepakat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada sopir pada mudik Lebaran 2016. Salah satunya, menyediakan tempat istirahat yang layak.
"Kami tidak mau tiba-tiba kita lihat supir itu istirahat dengan duduk di pelataran parkir, main gaple (kartu), terus dengan kondisi dia yang kurang fit, masih saja memaksakan narik (angkut) penumpang," tutur Elly.
Sementara itu Kepala UPT Terminal Dishub DKI Jakarta Mohammad Faisol mengatakan, pengelola terminal akan merealisasikan kesepakatan itu di tiga terminal yang ada di Jabodetabek, yakni Kampung Rambutan, Kalideres, dan Pulogadung.
Ketiganya akan diprioritaskan karena merupakan terminal utama yang memiliki aktivitas kendaraan dan penumpang dengan jumlah tinggi.
"Kamis besok kami akan minta seluruh kepala terminal memaparkan rencananya terkait kesepakatan itu," kata Faisol.
(sur)