Jakarta, CNN Indonesia -- Bersedekah tidak harus dengan harta, ada banyak cara yang disediakan oleh tuntunan agama. Setiap dzikir adalah sedekah. Segala perbuatan yang membantu orang lain adalah sedekah.
Bahkan menuruti syahwat dengan sesuatu yang halal adalah sedekah. Manusia punya syahwat, punya hawa nafsu. Tapi kalau menuruti hawa nafsu atau syahwat dengan sesuatu yang halal, itu justru sedekah. Seperti menuruti syahwat kepada istri, itu sedekah.
Ada sabda Rasulullah SAW yang artinya, “Hendaklah masing-masing kamu bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu pada setiap pagi. Sebab tiap kali bacaan tasbih itu adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada yang ma’ruf adalah sedekah, mencegah yang mungkar adalah sedekah. Dan sebagai ganti dari semua itu, maka cukuplah mengerjakan dua rakaat sholat dhuha.” (HR Muslim 1181)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena membantu orang lain adalah sedekah, membantu mengangkatkan barang berarti sedekah, membersihkan bahaya dari tengah jalan misalnya ada batu atau benda bahaya di jalan juga sedekah, orang melangkah untuk menuju tempat berbuat baik, setiap langkahnya adalah sedekah. Membaca Al-Quran sedekah. senyum bisa jadi sedekah, ucapan yang baik adalah sedekah.
Tetapi sedekah ini harus dipikir dengan nalar yang wajar. Terkadang, sesuatu terlihat logis tetapi tidak wajar secara nalar. Ada orang ahli membaca Al-Quran, suara bagus dan sudah biasa diundang ke sana ke mari.
Ada orang hajatan untuk membacakan Al-Quran yang dilagukan dengan indah. Hal itu menjadi penghasilan buat dia karena kalau diundang, dia akan memperoleh sekedar tanda hormat atau upah.
Suatu kali, dia kedatangan pengemis. Karena dia sedang tidak punya uang, lantas dia pikir-pikir dan mengatakan kepada si pengemis, “Begini Pak. Saya sebetulnya tidak ingin mengecewakan sampeyan, saya ingin sedekah sama sampeyan. Tapi saya sedang tidak pegang uang.”
Dia mengatakan lagi, “Begini saja, bagaimana? Saya kalau diundang orang untuk membaca Al-Quran biasanya dapat upah Rp100 ribu. Bagaimana kalau sekarang saya membacakan Al-Quran, nanti sampeyan kasih kembali Rp50 ribu saja ya?”
Ini tentu bukan nalar yang wajar untuk sedekah.