Jokowi dan Megawati Hadiri Peluncuran Buku Ajudan Soekarno

Resty Armenia | CNN Indonesia
Minggu, 12 Jun 2016 18:47 WIB
Sidarto Danusubroto merupakan politikus senior PDIP. Setelah menjadi ajudan Soekarno, ia berkarier di kepolisian dan badan legislatif.
Joko Widodo dan Megawati Soekarnoputri menghadiri peluncuran buku politikus senior PDIP, Sidarto Danusubroto, di Jakarta, Ahad (12/6). (ANTARA FOTO/Wira Suryantala)
Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Sidarto Danusubroto, meluncurkan buku otobiografi berjudul Jalan Terjal Perubahan: Dari Ajudan Soekarno sampai Watimpres Joko Widodo, Minggu (12/6).

Sejumlah pejabat penting pemerintahan, seperti Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, serta mantan petinggi negara menghadiri peluncuran buku yang digelar di kawasan bisnis Jakarta Selatan tersebut.

Usai peluncuran buku Kalla mengungkapkan rasa hormatnya kepada Sidarto. Kalla berkata, Soekarno memilih Sidarto menjadi ajudan atas dasar latar belakang pendidikan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kalla pun menyebut Sidarto yang malang melintang di berbagai lembaga negara sebagai sosok yang terus memperjuangkan idealisme. "Pak Sidarto konsisten dengan cita-citanya," ucap Kalla.

Peluncuran buku Sidarto dimulai dengan bedah buku yang dilakukan tiga akademisi, yakni pengamat politik Yudi Latif, peneliti senior Center for Strategic and International Studies Joseph Kristiadi dan peneliti Imparsial Al Araf.

Presiden kelima Megawati Soekarnoputri juga menghadiri peluncuran buku Sidarto, koleganya di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Sejumlah petinggi negara lain yang turut datang ke acara itu adalah Seskab Pramono Anung, Mendikbud Anies Baswedan, Menkumham Yasonna Laoly, MenPANRB Yuddy Chrisnandi serta Kapolri Jenderal Badrodin Haiti.

Sebelumnya, Sidarto menyebut buku otobiografinya tersebut sebagai kegundahan atas berbagai persoalan yang menjerat Indonesia. "Sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus tertantang untuk mengatasi permasalahan-permasalahan itu," ucapnya.
Belakangan, Sidarto aktif mendorong penyelesaian Tragedi 1965. Bersama Gubernur Lemhanas Agus Widjojo, melalui Forum Silaturahmi Anak Bangsa, Sidarto menggagas simposium nasional yang membahas secara terbuka berbagai persoalan yang terjadi di sekitar Tragedi 1965.

Sidarto pensiun dari Polri tahun 1991. Jabatan terakhir yang disandangnya di Korps Bhayangkara adalah Kapolda Jawa Barat.

Di era reformasi, tepatnya tahun 1999, ia terpilih menjadi anggota DPR. Posisi itu didudukinya hingga tahun 2014 silam. Pada 2013, ia didapuk menjadi Ketua MPR, menggantikan kolega partainya, Taufiq Kiemas, yang wafat. (abm)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER