Indonesia Belum Tentukan Sikap soal Laut China Selatan

Abraham Utama | CNN Indonesia
Rabu, 15 Jun 2016 09:38 WIB
Menteri luar negeri negara ASEAN dan China bertemu, membahas Laut China Selatan yang jadi sengketa 6 negara. Ini wilayah maritim paling vital di dunia.
Laut China Selatan, wilayah maritim paling vital di dunia, jadi sengketa enam negara. (REUTERS/CSIS Asia Maritime Transparency Initiative/Digital Globe/Handout via Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan enggan memaparkan sikap pemerintah terkait potensi sengketa Laut China Selatan. Luhut mengaku belum melaporkan perkembangan terakhir terkait isu tersebut ke Presiden Joko Widodo.

Rapat koordinasi tingkat menteri terkait Laut China Selatan kemarin digelar di Kemenko Polhukam, dipimpin Luhut dan dihadiri Menko Maritim Rizal Ramli, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso, dan Kepala Badan Keamanan Laut Laksdya Arie Sudewo.

Pada saat bersamaan di Yunnan, China, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menghadiri pertemuan khusus antara menteri luar negeri negara ASEAN dan China. Forum itu digelar dengan tujuan spesifik untuk memperbincangkan Laut China Selatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menlu sebenarnya sudah komunikasikan kepada saya tentang isu itu, tapi saya belum lapor Presiden. Jadi saya belum berani berkomentar," tutur Luhut.
Luhut menuturkan, pemerintah tidak ingin berandai-andai tentang putusan badan peradilan internasional di Den Haag, Belanda, yang mengadili sengketa Laut China Selatan antara Filipina dan China. Menurutnya, vonis atas perkara itu baru akan diputuskan Juli atau Agustus mendatang.

Filipina, sebagaimana dilaporkan Reuters, menolak bernegoisasi dengan China dan tengah menunggu putusan badan peradilan internasional di Den Haag. Di sisi lain, China justru meminta Filipina menerima tawaran diskusi mereka.

China disebut memiliki tujuh pulau artifisial di Laut China Selatan. Laut itu diklaim sebagai salah satu wilayah maritim paling vital di dunia. Perdagangan senilai US$5 triliun atau satu per tiga perdagangan maritim global, melewati perairan itu tiap tahun.

China disebut membangun pulau di Laut China Selatan. (REUTERS/CSIS Asia Maritime Transparency Initiative/DigitalGlobe/Handout via Reuter)
Laut China Selatan juga disebut memiliki satu per sepuluh cadangan sumber daya laut dunia dan potensi gas alam yang belum dieksploitasi.

Enam negara, empat di antaranya anggota ASEAN, mengklaim berhak atas sebagian wilayah Laut China Selatan, yakni China, Taiwan, Vietnam, Filipina, Brunei Darussalam dan Malaysia.

Amerika Serikat yang tidak berada di kawasan itu juga terlibat secara tidak langsung dalam perseteruan, dengan menyebut Laut China Selatan sebagai zona bebas navigasi.

Kemarin, pada sesi makan malam bersama 10 menteri luar negari negara ASEAN, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, menegaskan negaranya menolak seluruh ancaman yang mengusik perdamaian di kawasan Asia Tenggara.

Mengutip South China Morning Post, Wang berkata negara-negara ASEAN harus menolak kekuatan yang mengganggu hubungan baik China dan negara Asia Tenggara.
(agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER