Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Instalasi Strategis Nasional (Bainstranas) Kementerian Pertahanan Mayjen Paryanto menyebut Direktorat Analisis Strategi (Anstra) yang berada dalam struktur Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan (Strahan) telah ketinggalan zaman.
Oleh sebab itu, menurut Paryanto, pembentukan Badan Intelijen Pertahanan dibutuhkan untuk menggantikan kerja intelijen di Direktorat Anstra.
"Ini (Anstra) kuno. Kita lihat tantangan sekarang, harus
upgrade," kata Paryanto di kantor Kemhan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (16/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan, sejak awal dibentuk pada 2002, Direktorat Anstra berfungsi sebagai instrumen intelijen di Kemhan. Mereka yang bekerja di sana bertugas membuat analisis kebijakan.
Paryanto pun pernah berkecimpung di Direktorat Anstra selama lebih dari tiga tahun. "Pada waktu itu konsensusnya: semua dari jabatan direktur sampai ke bawah, orang intel semua," kata dia.
Namun, menurut Paryanto, direktorat tersebut tidak berjalan optimal karena persoalan perkembangan lingkungan strategis. Kemajuan teknologi telah memengaruhi perkembangan global. Begitu pula dengan tantangan yang dihadapi negara.
Paryanto lantas merujuk tujuh jenis keamanan bagi manusia menurut
United Nations Development Programme (UNDP). Ketujuhnya yaitu keamanan di bidang ekonomi, pangan, kesehatan, lingkungan, pribadi, masyarakat, dan keamanan politik.
Bagi Paryanto, semua itu menyangkut pertahanan negara, dan karenanya perlu ada penyempurnaan dalam organisasi yang mengurusi bidang intelijen agar kebijakan yang dihasilkan dari informasi intelijen dapat dioperasionalkan di lapangan.
Hal tersebut, kata Paryanto, sulit dicapai karena Direktorat Anstra dinilai telah usang. "Anstra itu 14 tahun lalu, tidak masuk akal lagi dari segi tantangan dan kemampuan personel. Jadinya asal-asalan.”
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Anstra menyelenggarakan fungsi perumusan kebijakan di bidang analisis strategis dalam negeri, Asia Pasifik, Amerika, Eropa, Afrika, organisasi internasional, dan perkembangan global. Analisis strategis tersebut menjadi inti kerja intelijen di Ditjen Strahan.
Kini setelah Direktorat Anstra dianggap kuno, Kemhan hendak mendirikan Badan Intelijen Pertahanan yang merupakan transformasi dari Badan Instalasi Strategis Nasional, satuan kerja di Kemhan yang dipimpin Paryanto. Bainstranas pun, ujar Paryanto, selama ini sesungguhnya telah menjalankan fungsi intelijen.
"Namun selama ini (fungsinya) tidak sesuai dengan namanya. Kami hanya mengubah nama. Pengelolanya sudah ada," ujar Paryanto.
Sebelumnya, Kepala Badan Intelijen Strategis TNI periode 2011-2013, Laksda TNI AL (Purn) Soleman B. Ponto mengatakan kerja intelijen di Ditjen Strahan tak lagi berfungsi sejak dilakukan reorganisasi pada 2012. Dia berpendapat, Kemhan seharusnya mengembalikan fungsi Ditjen Strahan seperti semula ketimbang mendirikan badan intelijen baru.
(agk)