TNI: BAIS Pasti Suplai Data Intelijen ke Kemhan

Prima Gumilang | CNN Indonesia
Sabtu, 18 Jun 2016 10:03 WIB
Kemhan berkata, lebih enak punya 'mata telinga' sendiri, sebab mereka tak tahu persis apakah informasi dari badan intelijen lain utuh atau parsial.
Kapuspen TNI Mayjen Tatang Sulaiman menyangkal jika BAIS dan Kemhan disebut putus komunikasi. (Dok. Puspen TNI)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia Mayor Jenderal Tatang Sulaiman menyatakan Badan Intelijen Strategis (BAIS) selama ini telah menyuplai segala informasi intelijen kepada Kementerian Pertahanan. Dia mengklaim BAIS telah menjalankan tugasnya secara maksimum.

"Pasti (BAIS suplai data intelijen ke Kemhan). Selama ini pasti itu berjalan. Kalau dari BAIS sudah melaksanakan fungsinya. Kinerjanya berjalan," kata Tatang kepada CNNIndonesia.com, kemarin.

Fungsi BAIS di dalam maupun di luar negeri disebut Tatang berjalan sesuai prosedur. Kerja BAIS di luar negeri dilakukan oleh atase pertahanan yang mewakili militer Indonesia di negara-negara sahabat. "Di luar negeri, yang namanya atase pertahanan itu kan dari BAIS," ujar Tatang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, Tatang menilai koordinasi BAIS dengan Kemhan masih perlu ditingkatkan.

"Sekarang persoalannya mungkin tinggal tingkat koordinasinya saja, soal suplai informasi, suplai keterangan. Kalau dengan TNI ya BAIS sudah berjalan selama ini," kata Tatang.

Sebelumnya, Kepala BAIS periode 2011-2013, Laksda TNI AL (Purn) Soleman B. Ponto, menyebut ada keterputusan koordinasi antara BAIS dengan Kemhan. Kerenggangan komunikasi ini disinyalir menjadi salah satu alasan Kemhan membentuk Badan Intelijen Pertahanan.

Ponto menilai badan intelijen baru itu tidak perlu dibentuk Kemhan jika koordinasi dengan BAIS berjalan baik. Menurut Ponto, tugas Kemhan hanya membuat kebijakan pertahanan negara yang bahannya diperoleh dari analisis data intelijen BAIS, BIN, dan lembaga sandi lain.

"Persoalannya, ada putus hubungan antara Kemhan dengan BAIS dan BIN," kata Soleman.
Soleman juga menyinggung soal atase pertahanan yang selama ini berasal dari BAIS. Menurutnya, satu waktu para mantan Kepala BAIS menyampaikan ke Panglima TNI keberatan mereka terkait rencana Kemhan menarik Atase Pertahanan ke struktur mereka.

"Atase Pertahanan mau diambil Kemhan, ingin pegang operasional diplomasi pertahanan. Padahal diplomasi luar negeri mestinya hanya satu pintu, lewat Menteri Luar Negeri," ucap Ponto.

Sementara Tatang menyangkal jika BAIS dan Kemhan disebut putus komunikasi maupun koordinasi. Ia berkata, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu beberapa hari lalu bahkan secara bersamaan rapat di Komisi I DPR untuk menyampaikan anggaran Kemhan/TNI.

"Selama ini enggak ada kebekuan (komunikasi)," kata Tatang.

Senada, Kemhan melalui Kepala Badan Instalasi Strategis Nasional (Bainstranas) Mayjen Paryanto sebelumnya mengatakan koordinasi kementeriannya dengan badan-badan intelijen yang ada, termasuk BAIS, hingga kini tetap berjalan. Namun, menurutnya, Kemhan akan memiliki informasi lebih lengkap jika memiliki badan intelijen sendiri.

“(Koordinasi) ada dan berjalan. Cuma kalau (badan intelijen lain) punya lima (informasi tapi kami) dikasih tiga, kami kan enggak tahu. Kalau punya mata telinga sendiri jadi lebih tahu,” kata Paryanto di kantor Kemhan, kemarin.

Pembentukan badan intelijen di Kemhan kini tinggal menunggu Peraturan Presiden. Bila Perpres telah dibuat, Bainstranas akan diubah menjadi Badan Intelijen Pertahanan. Pembentukan badan intelijen baru ini merupakan gagasan Ryamizard untuk mengoptimalkan tugasnya sebagai pemimpin Kemhan.
(pit/agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER