Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya memperkirakan kondisi menjelang Hari Raya Lebaran diselimuti cuaca buruk dengan intensitas curah hujan yang cukup tinggi.
Menurut Andi, sifat curah hujan umumnya berada diatas normal. Perkiraan curah hujan dari pekan ketiga bulan Juni hingga awal Juli berkisar antara 75 hingga 100 milimeter.
Ia menyatakan, per tanggal 27 Juni 2016, curah hujan memasuki wilayah timur Indonesia dan akan terus merambat ke wilayah barat Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perkiraan 90 persen daerah Pulau Jawa terkena hujan lebat saat arus mudik lebaran, masyarakat diminta untuk tetap waspada dalam perjalanan," ujar Andi di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, Rabu (22/6).
Beberapa wilayah yang berpotensi terpapar curah hujan lebat, tutur Andi, antara lain Sulawesi, Gorontalo, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Papua, dan akan merambat ke Pulau Jawa, serta Sumatera.
Andi menyatakan, Tidak seluruh wilayah di Indonesia akan merasakan dampak musim kemarau. Peningkatan curah hujan secara masif pada musim kemarau ini dipicu oleh terjadinya fenomena
Madden Julian Oscillation (MJO) yang memasuki wilayah maritim kontinen (Indonesia) sehingga menimbulkan apa yang dinamakan dengan kemarau basah.
"Jadi fenomena kemarau basah ini bukan dipicu oleh La Nina seperti sebelumnya, tapi lebih kepada fenomena MJO. La Nina diprediksi baru muncul sekitar awal Juli," kata Andi.
Sejauh ini, Andi menyatakan pihaknya telah melakukan koordinasi bersama pihak terkait guna mengantisipasi jatuhnya korban saat arus mudik yang diiringi dengan cuaca buruk ini.
"Kami telah sampaikan pada Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan dalam lakukan persiapan jelang lebaran. Mulai 24 Juni nanti dibuka posko lebaran," tambahnya.
Lebih lanjut, dengan kondisi cuaca yang cepat berubah ini, Andi mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada khusunya bagi para pemudik menjelang arus mudik Lebaran.
(rel)