Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak percaya KTP yang dikumpulkan relawan pendukungnya Teman Ahok didapatkan dengan cara dibayar. KTP tersebut dikumpulkan sebagai syarat maju pada jalur perseorangan di Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta tahun depan. Ahok, sapaan Basuki, menyebut pengumpulan KTP bisa dibuktikan melalui verifikasi yang nantinya akan dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum.
"Kan bisa di audit kok. Makanya butuh verifikasi segala macam," kata Ahok, di Balai Kota, Jakarta, Rabu (22/6).
Menurut Ahok, pengumpulan KTP sudah berdasarkan persetujuan pemilik karena sudah dikirimkan konfirmasi melalui pesan singkat. Jika dimanipulasi, pemilik KTP dapat menjawab bahwa mereka tak mengumpulkan KTP tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu semua dikirim sms, kalau kirim sms, orang nerima sms pasti dibales dong, klo kamu merasa enggal pernah ngirim. Harus jawab," tutur Ahok.
Untuk keterangan lebih lanjut Ahok meminta untuk menanyakan langsung kepada Teman Ahok.
Sebelumnya, orang-orang yang mengaku bekas relawan Teman Ahok mengaku berlaku curang dalam mengumpulkan KTP warga. Mereka juga mengaku dibayar dalam mengumpulkan KTP itu, dan bukan sebagai relawan.
Salah seorang bekas relawan bernama Paulus Romindo mengatakan, target yang dicanangkan membuat dirinya sebagai penanggung jawab berusaha mendapatkan KTP dengan berbagai cara.
Misalnya ia menyebutkan, KTP didapat dari program Kartu Indonesia Sejahtera (KKS) yang dicanangkan Presiden Joko Widodo, membeli dari kelurahan, hingga membeli dari gerai penjualan pulsa telepon seluler. Paulus juga menyatakan dia menerima Rp500 ribu setiap Minggu dan total mendapatkan Rp2 juta per bulan.
Sementara itu, Teman Ahok menyatakan rincian biaya yang dikeluarkan mantan anggota kelompok relawan itu adalah karangan belaka dan menjadi celah pancingan untuk serangan berikutnya.
Amalia Ayuningtyas, Juru Bicara Teman Ahok, menuturkan barisan sakit hati itu tidak mengetahui banyak tentang gerakan itu karena hanya bergabung pada masa awal kelompok relawan tersebut. Dia menuturkan pihak yang menggelar jumpa pers pagi tadi adalah orang-orang yang sudah dikeluarkan karena ketahuan berbuat curang.
Teman Ahok menuturkan di antaranya adalah soal honorarium penanggung jawab posko di mana tak semua orang di sana membutuhkan uang. Amalia memaparkan ada juga yang tak mau menerima dana operasional, karena memiliki dana sendiri.
(pit)