Menkopolhukam: Sandera WNI di Filipina Dalam Kondisi Baik

Prima Gumilang | CNN Indonesia
Senin, 27 Jun 2016 15:21 WIB
Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu sedang berada di Filipina untuk membicarakan masalah penyanderaan WNI dengan Menteri Pertahanan Filipina.
Sepuluh ABK yang berhasil dibebaskan dari penyanderaan Abu Sayyaf, Filipina. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan tujuh warga negara Indonesia yang disandera di Filipina dalam kondisi selamat.

"Kondisinya (sandera) baik," kata Luhut saat ditemui di kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (27/6).

Luhut mengatakan saat ini Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu sedang berada di Filipina untuk membicarakan masalah penyanderaan WNI dengan Menteri Pertahanan Filipina. Kepada Luhut, Ryamizard menyatakan adanya perkembangan positif dari upaya pembebasan sandera.
"Tadi saya bicara dengan Menhan (Ryamizard) kelihatan ada progres yang baik dari pertemuan Menhan (RI) dengan Menhan Filipina," ujar Luhut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Luhut memastikan bahwa lokasi para sandera telah diketahui pemerintah. "Iya, Itu satu tahap," katanya.

Selain upaya pembebasan sandera, kata Luhut, Menhan juga membicarakan rencana penguatan kerjasama antara kedua negara dalam bidang pertahanan dan keamanan. "Akan ada bentuk kerjasama antara TNI dengan angkatan perang Filipina," kata Luhut.

Sebelumnya pada Jumat (24/7) pekan lalu, Menko Polhukam telah menggelar rapat koordinasi dengan Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, dan Kepala Badan Keamanan Laut Arie Soedewo.
Dalam rapat itu, diputuskan bahwa pemerintah mengaktifkan kembali crisis center guna menginvestigasi kasus penyanderaan di Filipina. Hasil investigasi itu akan dibahas kembali pada Selasa besok. Setelah itu, pemerintah baru bisa menentukan sikap untuk membebaskan sandera.

Hari itu pula Ryamizard menyatakan siap berangkat ke Filipina. Dia mengatakan, kerjasama bidang pertahanan dan keamanan antara Indonesia dan Filipina belum berjalan dengan baik. Meskipun sebelumnya telah ada kesepakatan antar negara.

Sebelum kejadian penyanderaan, Ryamizard telah menemui Menteri Pertahanan Philipina Gazmin T. Voltaire untuk membahas kerja sama pertahanan. Dalam kunjungan tersebut, Ryamizard bermaksud meningkatkan kembali kerja sama trilateral antara Malaysia, Filipina, dan Indonesia, untuk menghentikan kejahatan di laut.

"Tapi ini kan baru disepakati, belum ditentukan protap dan latihannya. Kalau sudah, seharusnya tidak terjadi, saya baru pulang dua hari (dari Filipina), sudah kejadian (penyanderaan)," kata Ryamizard, Jumat pekan lalu.
Kelompok bersenjata di Filipina melakukan penyanderaan terhadap ABK WNI dari kapal bendera Indonesia tugboat Charles 001 dan kapal tongkang Robby 152 di Laut Sulu Filipina Selatan. Penyanderaan terjadi pada 20 Juni 2016.

(yul)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER