20 Persen Balita Merauke Kurang Gizi

Suriyanto | CNN Indonesia
Kamis, 30 Jun 2016 10:43 WIB
Ada empat persen balita yang juga mengalami gizi buruk. Masyarakat Merauke selama ini hanya cukup makan nasi atau sagu dengan ikan tanpa buah dan sayur.
Ilustrasi Gizi Buruk. (Thinkstock/Riccardo Lennart Niels Mayer)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sekitar 20 persen anak usia dibawa lima tahun (balita) di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua kekurangan gizi. Kepala Dinas Kesehatan Merauke Stefanus Osok mengatakan, penyebabnya adalah masyarakat yang belum bisa menghasilkan makanan yang dapat memberikan banyak vitamin dan protein.

Selain itu, kata Stefanus, ada empat persen balita yang mengalami gizi buruk. Sementara lima belas persen ibu hamil di daerah itu juga terserang kekurangan gizi.

"Angkanya selalu berubah tapi persentasenya seperti itu. Jadi misalnya pada kelompok ibu hamil, setiap enam orang ibu hamil, satu diantaranya kurang gizi," kata Stefanus di Merauke, Kamis (30/6) seperti diberitakan Antara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Merauke menurutnya masih ada warga yang belum mampu menghasilkan makanan yang bisa memberikan asupan vitamin dan protein untuk kesehatan. Padahal sesuai dengan standar kesehatan, menurutnya makanan yang dikonsumsi itu harus mengandung karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.

Persoalan gizi yang belum terpenuhi di Merauke ini bukan hanya terjadi di pedesaan, tetapi juga menjangkau penduduk yang ada di pusat kota.

"Masyarakat makan hanya cukup dengan sagu dan ikan atau nasi dengan ikan tanpa sayur dan buah - buahan," katanya.

Umumnya masyarakat di pedalaman Papua, kata dia, hanya mengkonsumsi makanan seadanya karena kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.

Oleh karena itu Stefanus mengajak masyarakat memerangi gizi buruk dan kekurangan gizi dengan mengonsumsi sayur dan buah selain beras dan ikan.

"Kami anjurkan agar ada kebun desa, dengan begitu makanan bergizi terpenuhi," katanya.

Masyarakat Kabupaten Merauke, kata Stefanus, tidak seharusnya terserang gizi buruk dan kurang gizi. Pasalnya pemerintah telah menyalurkan dana besar ke setiap kampung di Papua, termasuk Merauke.

"Dana desa sekarang Rp1 miliar-Rp2 miliar per tahun, itu bisa dimanfaatkan sebagian untuk kebun kampung," ujar Stefanus.

Persoalan gizi buruk itu harusnya sudah teratasi dan instansi terkait harus memprogramkan kegiatan yang mampu menekan angka kemiskinan. (sur/antara)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER