Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyatakan lokasi tujuh WNI anak buah kapal (ABK) yang disandera kelompok bersenjata Filipina, sudah terpantau.
Menurutnya, para WNI yang semula disandera di pegunungan utara Kepulauan Sulu, telah dipindahkan ke arah selatan di wilayah yang disebut Panadao.
"Sudah tiga-empat hari ini di sana, nanti kalau digeser lagi entah ke mana, intelijen ada di sana semua pasti saya diinformasikan," ujar Ryamizard di Jakarta, Jumat, seperti dilansir
Antara.Meskipun telah mengetahui lokasi penyanderaan ketujuh ABK, dia menegaskan, pasukan Indonesia belum bisa dikerahkan untuk membebaskan sandera sesuai dengan kesepakatan kedua negara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasalnya, sekitar 6.000-10.000 pasukan Filipina telah diposisikan untuk mengepung wilayah penyanderaan. "Jangan 'ngrecok' dulu lah, kecuali kalau kita diminta untuk sama-sama baru kita lakukan," kata Ryamizad.
Komunikasi dan koordinasi terkait pembebasan WNI ABK terus dilakukan oleh Ryamizard dan mantan Menteri Pertahanan Voltaire Gazmin, serta Menteri Pertahanan Filipina yang baru dilantik, Delfin Lorenzana.
"Saat saya koordinasi, Menhan yang lama dan baru itu nempel terus. Apapun yang kita bicarakan menhan yang baru pasti lapor ke Presiden Duterte, jadi nyambung," ungkap Ryamizard.
Pada 23 Juni 2016, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri mendapat konfirmasi bahwa telah terjadi penyanderaan terhadap WNI ABK Kapal Tugboat Charles 001 dan Kapal Tongkang Robby 152, sebagaimana yang disampaikan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi di Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Jumat (24/6).
Retno menyebutkan penyanderaan terhadap tujuh ABK Indonesia itu terjadi di Laut Sulu dalam dua tahap, yaitu pada 20 Juni sekitar pukul 11.30 waktu setempat dan sekitar 12.45 waktu setempat oleh dua kelompok bersenjata yang berbeda.
(asa)