Jakarta, CNN Indonesia -- Ribuan personel gabungan dari TNI dan Polri bertugas mengamankan 13 bandara di bagian Indonesia barat selama musim mudik Lebaran 2016. Mereka ditugaskan untuk mencegah aksi teror, seperti yang terjadi di Bandara Ataturk, Turki, pekan lalu.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero), Budi Karya Sumadi, mengatakan tentara dan polisi yang ditugaskan di bandara selama dua pekan ini berjumlah 1.200 orang.
Jumlah itu meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan jumlah anggota satuan tugas tahun lalu. Pada periode yang sama, tahun 2015, personel gabungan yang ditugaskan menjaga bandara di bawah operasional perusahaannya berjumlah 500 orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagian besar prajurit TNI yang ditugaskan di bandara adalah anggota Korps Pasukan Khas TNI AU dari beberapa batalyon komando. Selain itu, ada pula prajurit TNI AD dan TNI AL.
Para prajurit tersebut bertugas dengan kelengkapan senjata laras panjang. Budi berkata, kebijakan itu telah disepakati lembaganya dan TNI.
"Kami sudah diskusikan dengan TNI tentang izin penggunaan senjata laras panjang. Kami berkaca dari bom bunuh diri di Turki. Kami tidak ingin itu terjadi di Indoneisa. Jadi, kami lebih waspada," ucapnya di Jakarta, Senin (4/7).
Pusat pengamanan akan berpusat di Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten. Sebanyak 100 personel satgas akan bertugas di sana.
Budi mengatakan, pengamanan akan dimulai dari jalan raya menuju bandara, area parkir hingga gedung bandara. Penyisiran dilakukan secara acak, tidak hanya untuk menemukan potensi teror tapi juga tindak pidana lain, seperti peredaran narkotik.
"Narkoba masih menjadi musuh bersama. Kami berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Bea Cukai untuk antisipasi yang lebih intensif," tuturnya.
28 Juni lalu, aksi teror berupa penembakan massal dan bom bunuh diri terjadi di bandara terbesar Turki di Istanbul. Kepolisian setempat mencatat, aksi brutal itu menyebabkan 45 orang tewas dan 239 orang luka-luka.
Pemerintah Turki menyebut, pelaku melakukan aksi teror itu atas nama Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
(abm)