Bom Bunuh Diri Solo Diduga Terkait Jaringan Teroris Surabaya

Hafizd Mukti | CNN Indonesia
Selasa, 05 Jul 2016 09:35 WIB
Ledakan bom bunuh diri di depan Mapolresta Surakarta diduga terkait kelompok teroris yang ditangkap di Surabaya, Juni 2016.
Pelaku korban bom bunuh diri tewas di tempat saat melakukan aksi pemboman di Mapolresta Surakarta, Selasa (5/7)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ledakan bom bunuh diri di depan Mapolresta Surakarta, Solo diduga terkait dengan kelompok teroris Shibghotullah yang ditangkap di Surabaya, Juni 2016 lalu.

Kelompok Shibghotollah yang berafiliasi pada Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ini ditangkap Densus 88 Antiteror, dikabarkan menjadikan kepolisian sebagai berencana menyerang Kepolisian karena melakukan pemberantasan terorisme.

Mereka disebut terinspirasi gerakan terdahulu yang dilakukan Muhammad Shibghotullah. Kini dia sudah dipenjara karena ditangkap saat hendak bergabung dengan ISIS di Suriah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengamat Intelijen Wawan Purwanto mengatakan jika adanya ledakan bom di Mapolresta Solo sudah diduga sebelumnya. Wawan tidak sependapat jika serangan di Mapolresta Solo sebagai bentuk kecolongan aparat khususnya Badan Intelijen Negara (BIN).

"Ini sudah diketahui dari penangkapan di Surabaya, bukan kecolongan. Ini hasil pengembangan dari penangkapan Surabaya yang disisir oleh polisi, Densus 88," kata Wawan.
Tak hanya itu, pola yang dipergunakan pun mulai terlihat dengan melakukan serangan terhadap aparat. Wawan memprediksi serangan rencananya dilakukan saat ramadan dan Idul Fitri.

Sekilas mengenai kelompok Surabaya Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri melakukan serangkaian penangkapan terhadap terduga teroris di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (8/6).

Berdasarkan informasi, penangkapan pertama dilakukan 12.05 WIB di Jalan Raya Gresik. Tersangka berinisial J diamankan bersama barang bukti satu senjata airgun dan sejumlah uang dalam ransel.

Sementara penangkapan kedua dilakukan 12.32 WIB di Kecamatan Tambak Sari. Setelah menangkap tersangka berinisial P, petugas menggeledah kediamannya dan menemukan senjata api laras panjang, pistol rakitan dan dua buah bom rakitan.
Penyidik Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri kembali menetapkan seorang tersangka teroris yang ditangkap di Surabaya, Juni (15/6). Dengan demikian, keempat orang itu kini sudah terjerat pidana.

"Sudah kami tetapkan empat sebagai tersangka. Sekarang sudah dilakukan penahanan yang terakhir, itu namanya Ali alias Abah," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar di Markas Besar Polri, Jakarta, Rabu (15/6).

Dia mengatakan Ali diduga berperan dalam membantu membuat bahan peledak bersama tiga orang rekannya. Selain itu, dia juga mengakomodir tempat pembuatan bahan peledak itu. (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER