Jakarta, CNN Indonesia -- Volume sampah di Jakarta menurun selama musim libur lebaran. Pada hari pertama Idul Fitri, volume sampah berkurang 5000 ton dibandingkan hari biasa. Aktivitas mudik warga Jakarta merupakan faktor utama berkurangnya volume sampah.
"Biasanya volume sampah bisa mencapai 7000 ton per hari. Saat Lebaran hanya 2000 ton per hari. Pusat perekonomian tutup, restoran dan rumah makan juga banyak yang tutup," kata Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji, kepada
CNNIndonesia.com, Kamis (7/7).
Isnawa mengatakan, mayoritas sampah yang diproduksi warga Jakarta adalah sampah anorganik, seperti plastik dan kemasan sisa makanan. Kebanyakan sampah itu, kata dia, berasal dari tempat wisata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama musim libur Lebaran, personel Dinas Kebersihan tetap bekerja di berbagai titik di Jakarta. Isnawa berkata, petugas kebersihan yang mudik hanya 15 persen dari total pegawainya.
"Kami sudah menyiapkan petugas sebelum lebaran, baik penyapu, sopir truk,
roadsweeper (operator mobil penyapu jalan), kru gerobak motor, dan pembersih kali sungai," ujarnya.
Saat malam takbiran lalu, para petugas kebersihan juga bersiaga di jalur konvoi masyarakat. Mereka menyisir jalan protokol dan kawasan wisata yang banyak dikunjungi masyarakat.
Pada hari pertama lebaran, sampah banyak ditemukan di lokasi pelaksanaan salat Idul Fitri. Dinas Kebersihan mengantisipasi sampah koran di 726 lokasi.
"Saat malam takbiran mereka sudah menyisir sampah-sampah sampai acara Salat Id, seperti plastik koran," ujar Isnawa.
Selama musim libur lebaran, penanganan kebersihan di darat, perairan dan tempat pengolahan sampah tetap berjalan normal. Fasilitas pengolahan sampah yang berada di dalam kota, yaitu Stasiun Peralihan Antara Sunter, maupun yang berlokasi di luar Jakarta yakni TPST Bantar Gebang, tetap beroperasi.
Para pendukung operasional seperti unit storing kendaraan dan bengkel pun ikut bertugas. Kegiatan pemantauan penanganan sampah di Jakarta juga dilakukan oleh petugas piket.
(abm)