Jakarta, CNN Indonesia -- Satuan Tugas Terpadu Siaga Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Riau tetap bekerja memadamkan api meski saat lebaran. Keberadaan titik panas yang terus menyebar membuat anggota Satgas tak bisa berlebaran bersama keluarga seperti kebanyakan orang.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menuturkan, para anggota Satgas memang sudah diminta untuk menangani kebakaran hutan dan lahan yang mulai terjadi di Riau.
Perintah datang langsung dari Kepala BNPB Willem Rampangilei dan Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman pada anggota satgas baik yang di darat maupun udara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim udara menggunakan pesawat Air Tractor dan helicopter MI-171 untuk memeriksa titik panas dan memadamkannya menggunakan teknik bom air. Satgas menemukan beberapa lokasi lahan terbakar seperti di daerah Langgam, Kabupaten Pelalawan; daerah Ukui, Kabupaten Pelalawan; Desa Sungai Raya Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu); dan daerah Rokan IV Koto, Kabupaten Rokan Hulu.
"Hingga malam Petugas padamkan kebakaran 0,5 ha di Pematang Rebah Kec. Rengat Barat Kab. Inhu. Berhasil dipadamkan," kata Sutopo di akun Twitter pribadinya @Sutopo_BNPB, Kamis (7/7).
Sutopo mengunggah beberapa foto anggota Satgas yang tengah memadamkan api meski pada malam hari. Beberapa anggota Satgas terlihat bercengkrama sambil makan bersama di tegah hutan.
"Mereka berlebaran di hutan saat padamkan kebakaran lahan 0,5 ha di Pematang Rebah Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Inhu. Riau," kata Sutopo.
Dalam foto lain tampak anggota satgas berjibaku memadamkan api yang melalap ilalang. Pantauan melalui udara juga terus dilakukan di atas lahan Riau yang terbakar.
Dalam rilis resmi BNPB yang diterima CNNIndonesia.com, Sutopo menyatakan, berdasarkan pantauan satelit Modis dengan sensor Terra Aqua yang dilakukan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional kemarin, terdapat 49 titik panas di Sumatera dengan tingkat kepercayaan lebih dari 50 persen.
49 titik tersebut tersebar di beberapa provinsi, di yakni Lampung 2 titik, Bengkulu 1 titik, Sumatra Barat 4 titik, Aceh 7 titik, Jambi 3 titik, Sumatra Utara 13 titik, dan Riau 21 titik.
Sedangkan pada tingkat kepercayaan lebih dari 70 persen, di Provinsi Riau terdapat 9 hotspot yaitu di Kabupaten Kampar 2 titik, Kabupaten Pelalawan 2 titik, Kabupaten Rokan Hilir 1 titik, Kabupaten Rokan Hulu 1 titik, Kabupaten Kuansing 2 titik, dan Kabupaten Indragiri Hulu 1 titik.
"Pemadaman dari darat dan udara dilakukan oleh personil gabungan dari BPBD,TNI, Polri, Damkar, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api, petugas perusahaan dan relawan," kata Sutopo.
Pemadaman, imbuhnya, dilakukan secara cepat agar api tidak membesar, mengingat cuaca kering dan lahan yang terbakar adalah alang-alang dan semak belukar serta lahan bergambut.
Sutopo menyebutkan bahwa daerah yang terbakar umumnya merupakan daerah yang sulit diakses, sehingga water bombing menjadi cara yang sangat efektif. "Petugas satgas darat memerlukan waktu cukup lama untuk menjangkau lokasi kebakaran," ujarnya.
Hingga saat ini, ucap Sutopo, karhutla dapat dikendalikan dengan lebih baik. Ia menilai bahwa antisipasi yang lebih baik menyebabkan api tidak menyebar. "Petugas penegakan hukum juga melakukan upaya penyegelan lokasi dibakar dan pencegahan," katanya.
(sur)