Jakarta, CNN Indonesia -- Jumlah korban tewas akibat banjir dan longsor di sejumlah kabupaten dan kota di Jawa Tengah hingga pagi tadi mencapai 43 orang. Sementara 19 orang masih dinyatakan hilang dan 14 orang luka-luka.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sebagian besar korban tewas dan hilang berada di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Mereka tertimbun tanah saat melintas di jalan rawan longsor.
"Daerah yang paling parah memang Purworejo, kemudian Banjarnegara, dan Kebumen," ujar Sutopo di Gedung BNPB, Jakarta, Senin (20/6).
Selain tiga daerah tersebut, banjir dan longsor juga terjadi di Kendal, Sragen, Purbalingga, Banyumas, Sukoharjo, Kebumen Wonosobo, Pemalang, Klaten, Magelang, Wonogiri, Cilacap, Karanganyar dan Solo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Sutopo, akses transportasi di beberapa kabupaten sempat lumpuh dan ribuan rumah turut hancur akibat banjir dan longsor tersebut.
Sutopo berkata pencarian korban hari ini akan difokuskan di Desa Caok, Karangrejo, dan Desa Donorati, Purworejo.
Dia mengakui pencarian korban di daerah tersebut cukup sulit lantaran akses jalan yang tertimbun longsor. Selain itu cuaca yang tak menentu membuat petugas kesulitan mencari korban.
"Pencarian dilanjutkan hari ini karena akses jalan sudah bisa dilalui," katanya.
Sutopo menetapkan waktu pencarian korban dilakukan selama tujuh hari ke depan terhitung sejak tanggal 18 Juni 2016. Waktu pencarian korban ini, kata dia, bisa diperpanjang sesuai kebutuhan dan permintaan dari keluarga korban.
Selain fokus pada pencarian korban, Sutopo menyatakan bahwa pemerintah melalui Kementerian Sosial akan memmberikan santunan pada keluarga korban sebesar Rp2 juta. Dia juga menyebutkan adanya rencana pemerintah daerah untuk merelokasi warga yang kehilangan rumah akibat banjir dan longsor.
"Nanti warga yang kehilangan rumah akan direlokasi. Itu akan dibicarakan lagi oleh pemerintah daerah," ucapnya.
Lebih lanjut Sutopo menjelaskan, pihak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika sebelumnya telah memperingatkan adanya hujan lebat pada 17 hingga 20 Juni 2016.
Puncaknya pada 18 Juni lalu terjadi hujan lebat di Pulau Jawa terutama di bagian tengah dan selatan. Hujan yang mengguyur selama delapan hingga 10 jam ini yang membuat sejumlah sungai di beberapa daerah meluap.
(rel)