Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia kembali kehilangan seorang tokoh besar yang membanggakan bangsa. Ketua Komisi Pemilihan Umum, Husni Kamil Manik, baru saja meninggal dunia di usia 40 tahun 354 hari pada Rabu (7/7).
Husni menjabat sebagai Ketua KPU sejak 12 April 2012, melewati proses pemilihan secara musyawarah mufakat di antara Komisioner KPU. Sebelumnya, Husni adalah anggota Komisioner KPU Daerah Sumatera Barat, sejak 2003.
Saat menjadi salah satu pejabat di KPUD Sumatera Barat itu, Husni pernah memimpin sejumlah kelompok kerja, di antaranya adalah Ketua Pokja Sosialisasi Pemilu Legislatif (2009), Ketua Pokja Teknologi Pemilu Legislatif (2009), Ketua Pokja Teknologi Informasi Pemilu Presiden (2009), Ketua Pokja Sosialisasi Pemilihan Gubernur Sumatera Barat (2010), serta Ketua Pokja Teknologi Informasi Pemilihan Gubernur Sumatera Barat (2010).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Husni pernah bersekolah di Sekolah Dasar Negeri 04 dan Madrasah Tsanawiyah Negeri Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kemudian di Madrasah Aliyah Negeri I Medan, Sumatera Utara. Setelah itu, Husni melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Pertanian Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat. Ia pun sekaligus menyelesaikan pendidikan strata 2 di kampus tersebut.
Menjadi Ketua KPU memberi beban tersendiri bagi Husni. Di awal masa kepemimpinannya, pria kelahiran Medan itu langsung ditantang mewujudkan KPU sebagai lembaga yang independen. Pasalnya, sejumlah kasus terkait penyelenggaraan pemilihan umum mencuat di kepemimpinan sebelumnya, seperti kasus dan pemalsuan surat Mahkamah Konstitusi yang diduga melibatkan nama komisioner KPU 2007-2012, Andi Nurpati.
Mencoba menjawab tantangan, Husni berjanji KPU di bawah kepemimpinanannya akan bekerja lebih baik dibandingkan periode sebelumnya. Husni menjamin bahwa KPU bisa mempertanggungjawabkan kinerjanya sebagai hasil yang profesional. Dia menyampaikan, tugas utama yang diemban KPU kala itu adalah menyelenggarakan Pemilu Legislatif dan Presiden 2014 yang jujur dan adil.
Hasilnya, penyelenggaraan Pemilu Legislatif dan Presiden 2014 berjalan dengan lancer dan KPU berhasil meraih tiga penghargaan, yakni The Guardian of Democracy dari Soegang Sarjadi School of Government (SSSG), kemudian penghargaan dari Lembaga Partnership for Governance Reform atas inovasi KPU mempublikasikan data Pemilu 2014 secara online dengan lengkap, serta penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) terkait transparansi data Pemilu 2014 dan penyelenggara pemilu dengan peserta terbanyak yaitu 133 juta pemilih.
Tidak berhenti sampai di situ, KPU di bawah kepemimpinan Husni juga berhasil menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2015. Dari 269 daerah yang direncanakan, hanya lima daerah yang akhirnya batal.
Husni pun menyampaikan, untuk Pilkada Serentak yang terselenggara pada 9 Desember 2015 itu, partisipasi pemilik suara secara nasional mencapai 77,5 persen.
Kini, Husni telah kembali ke sisi Ilahi yang Maha Esa, tanggung jawab menjaga integritas KPU sebagai lembaga independen dan memiliki kinerja profesional pun menjadi tanggung jawab enam komisioner lainnya, yakni Sigit Pamungkas, Arief Budiman, Ida Budhiati, Juri Ardiantoro, Ferry Kurnia Rizkiyansyah, dan Hadar Nafis Gumay.
Salah satu tantangan KPU ke depan ialah terkait persiapan penyelenggaran Pilkada Serentak 2017. Rencananya, kegiatan itu akan terlaksana pada 15 Februari 2017 di tujuh provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten.
Husni meninggalkan seorang istri, Endang Mulyani dan tiga anak, yakni MA Afifuddin Manik, Abid WA Manik, dan Nuraisyah H Manik.
(pit)