Tito: Keberadaan Senior-Junior Tak Ganggu Soliditas Polri

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Rabu, 13 Jul 2016 17:43 WIB
Optimisme diperlihatkan Tito setelah dirinya melihat dukungan yang diberikan kepadanya dari mulai pencalonan oleh Jokowi hingga pelantikan hari ini.
Jenderal Tito Karnavian resmi dilantik menjadi Kapolri menggantikan posisi Jenderal Badrodin Haiti, Rabu (13/7). (CNN Indonesia/Aulia Bintang Pratama)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian menyatakan siap menjalankan dua hal yang dititipkan Presiden Joko Widodo kepada dirinya. Teruntuk masalah soliditas, Tito mengatakan keberadaan perwira senior dan junior tak akan menjadi masalah.

"Saya sadar banyak senior dan junior tapi saya optimistis (soliditas internal bisa terjaga)," kata Tito saat ditemui setelah pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/7).

Optimisme itu diperlihatkan Tito setelah dirinya melihat dukungan yang diberikan kepadanya dari mulai pencalonan oleh Jokowi hingga proses pelantikan hari ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam proses pelantikan hari ini, puluhan perwira tinggi Polri, mulai bintang satu hingga bintang tiga, tampak hadir untuk menyaksikan pelantikan sang Kapolri.

Menurut Tito, dukungan yang diberikan oleh para perwira tinggi tersebut menunjukkan komitmen Korps Bhayangkara untuk membangun Polri karena memang itulah kepentingan utama dari seluruh jajaran kepolisian.

Seandainya komitmen membangun Polri bisa dilaksanakan dengan baik, maka Tito yakin bahwa lembaga pimpinannya tersebut akan memiliki manfaat lebih bagi perkembangan demokrasi dan sistem pemerintahan.

Sementara untuk fokus mereformasi Polri, Tito menilai bahwa itu tak hanya dilakukan di tingkat elite saja melainkan juga harus di tingkat bawahnya, seperti polres hingga pospol.

Bagi Tito, hubungan antara atasan dan bawahan harus dijalin dengan baik dan komunikasi atas bawah itu harus dua arah, tak hanya atasan ke bawahan melainkan bawahan ke atasan.

Selain menjaga hubungan dan komunikasi, Tito ingin agar perilaku nonkorupsi bisa dilakukan semaksimal mungkin. Dia mengakui untuk masalah pemberantasan korupsi membutuhkan waktu yang tak sebentar. Apalagi hal tersebut berhubungan dengan masalah kesejahteraan.

Namun begitu, dalam arah komandonya nanti, Tito dan Wakapolri Komisaris Jenderal Budi Gunawan akan memberikan arahan teknis mengenai hal apa saja yang harus dilakukan agar keinginan Jokowi tersebut bisa terealisasi.

Tak hanya menjalin hubungan ke bawah, Tito mengungkapkan bahwa komunikasi ke samping juga harus dilakukan sebagai bentuk reformasi. Komunikasi dengan satuan lain, seperti TNI, harus dilakulan secara pro aktif baik formal maupun informal.

"Formal itu rapat kalau ada kejadian, sedangkan informal adalah berolahraga atau seni. Itu untuk mencairkan hubungan," kata dia.

Sebelumnya Jokowi menyampaikan dua hal yang perlu dijadikan fokus utama oleh Jenderal Tito Karnavian yang sekarang sudah resmi menjabat sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia. Dua hal tersebut disampaikan Jokowi dalam pidato pasca melantik Tito di Istana Negara hari ini.

Hal pertama yang dibebankan Jokowi pada Tito adalah masalah kekompakan dan persatuan dari internal Polri. Menurut Jokowi persatuan, kekompakan, dan soliditas Polri akan membuat Korps Bhayangkara memiliki pondasi yang kuat. "Polri akan memiliki pondasi yang kuat dalam menjalankan tugas yang diberikan negara," kata Jokowi.

Hal kedua yang dititipkan Jokowi berkaitan dengan reformasi Polri secara keseluruhan karena bagi Jokowi reformasi Polri merupakan kunci untuk menghadapi masa depan. Selain itu, reformasi Polri harus dilakukan dari hulu hingga hilir.

Reformasi hulu hingga hilir yang dijelaskan Jokowi meliputi proses rekrutmen sampai dengan pelayanan terhadap masyarakat. Tak lupa, perubahan mental dan perilaku seluruh jajaran Polri juga harus dilakukan. "Saya ingin reformasi Polri betul-betul konkret," kata Presiden.

(obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER