Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Kesehatan (Kemkes) akan segera menghubungi sebanyak 257 orangtua pasien yang diduga terpapar vaksin palsu. Jumlah itu terdiri dari anak-anak yang menjalani vaksinasi di Bidan Elly sebanyak 197 orang dan di Rumah Sakit (RS) Harapan Bunda sebanyak 60 anak.
Keduanya merupakan fasilitas kesehatan yang berlokasi di Jakarta Timur. Menurut Ketua Tim Satuan Tugas Penanggulangan Vaksin Palsu Kemkes Maura Linda Sitanggang, orangtua akan dihubungi untuk membawa anaknya melakukan pemeriksaan kesehatan pada Senin mendatang (18/7).
"Kami akan panggil mereka untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan jika diperlukan imunisasi ulang," kata Linda Gedung Kemkes, Jakarta, Sabtu (16/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Linda yang juga menjabat Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemkes menuturkan, kepastian nama anak-anak yang terpapar vaksin palsu sudah dikonfirmasi oleh Tim Satgas.
Namun dipastikan, jumlah tersebut akan terus bertambah dari hasil penyidikan terhadap pelayanan kesehatan lain yang dilakukan tim satgas yang terdiri dari Kemkes, Bareskrim Polri, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Anak yang terpapar vaksin palsu dari Bidan Elly akan menjalani pemeriksaan di kelurahan setempat, yaitu Kelurahan Ciracas, Jakarta Timur. "Sekarang sedang disiapkan beberapa tempat untuk imunisasi," kata Sekretaris Jenderal Kemkes Untung Suseno Sutarjo.
Linda menjelaskan, tak semua akan diberikan vaksin, tergantung hasil pemeriksaan kesehatan. Kemkes memastikan imunisasi ulang menggunakan vaksin yang dikeluarkan secara resmi oleh PT Bio Farma (Persero).
Kemkes menyatakan, masyarakat tak perlu khawatir terhadap kandungan vaksin palsu. Berdasarkan hasil laboratorium, tidak ada bahan berbahaya yang terdapat pada vaksin palsu dan dampak yang perlu diperhatikan adalah bahwa anak yang terpapar tidak memiliki kekebalan tubuh.
Kemkes mengumumkan daftar layanan kesehatan yang menggunakan vaksin palsu. Layanan kesehatan itu terdiri dari 14 rumah sakit dan delapan klinik maupun praktik lainnya. Adapun, kepolisian sudah menetapkan 23 tersangka pembuat dan pengedar vaksin palsu.
Direktur Operasional RS dr Sander Batuna, Cikarang, Jawa Barat, Desianti Saraswaty sebelumnya mengatakan, total terdapat 63 anak yang divaksin ulang karena diduga menjadi korban vaksin bermasalah sepanjang periode April 2015-April 2016.
Menurut Desianti, untuk memastikan balita tersebut bisa mengikuti vaksinasi ulang, pihak rumah sakit secara bertahap akan proaktif menghubungi semua pasien, baik melalui telepon maupun surat. Saat ini, pemanggilan sudah dimulai, bahkan sudah ada yang menerima vaksinasi ulang.
"Kami memiliki data semua penerima vaksin bermasalah. Jumlah penerima vaksin bermasalah di tempat kami relatif sedikit. Karena dari 12 jenis vaksin di rumah sakit kami, memang hanya dua yang bermasalah yaitu Pediacel dan Hepatitis B," ujar Desianti.
(rdk)