Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo telah menerima laporan mengenai penembakan yang diduga menewaskan teroris Santoso. Juru Bicara Presiden Johan Budi mengatakan, informasi penembakan disampaikan langsung Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Panjaitan.
"Setengah jam lalu, Pak Menko Polhukam telah melapor ke Presiden mengenai kontak senjata di Poso dengan Satgas Tinombala," ujar Johan saat dihubungi, Senin (18/7).
Sejumlah menteri, termasuk Kapolri Jenderal Tito Karnavian sekitar pukul 19.00 WIB terlihat berada di Istana Negara untuk mengikuti makan malam bersama Jokowi dan rombongan Perdana Menteri Selandia Baru, John Key.
Hingga kini, belum ada keterangan lebih lanjut yang dikeluarkan jajaran istana mengenai dugaan ini. Hanya saja, Johan sempat menyampaikan, korban jiwa akan dibawa ke Palu untuk diidentifikasi dan memastikan Santoso menjadi korban jiwa atau tidak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekira pukul 17.00 WITA, baku tembak terjadi antara polisi dan diduga anggota kelompok Santoso di Tanambara, Poso, Sulawesi Tengah.
Kapolri telah mengatakan, korban jiwa merupakan dua laki-laki yang bertahan melawan polisi. Sementara tiga orang lainnya, dua perempuan dan satu laki-laki melarikan diri.
Salah satu korban jiwa diduga Santoso karena beberapa ciri di tubuhnya seperti tahi lalat di dahi dan jenggot, menyerupai teroris yang sejak lama menjadi target pemerintah.
Selain korban jiwa, polisi juga mengamankan barang bukti berupa senapan jenis M16. Mantan Kepala Densus 88 Antiteror ini juga mengatakan, tidak ada polisi yang menjadi korban jiwa dalam baku tembak sore tadi.
(meg)