Santoso Didor Bagian Perut dan Punggung

Martahan Sohuturon | CNN Indonesia
Rabu, 20 Jul 2016 12:13 WIB
Santoso, pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur tewas di Poso setelah ditembak personel Satgas Operasi Tinombala di bagian perut dan punggung.
Santoso, pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur tewas di Poso setelah ditembak personel Satgas Operasi Tinombala. (ANTARA FOTO/Fiqman Sunandar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Abu Wardah alias Santoso, pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur tewas di Pegunungan Tambarana, Poso, Sulawesi Tengah setelah ditembak personel Satgas Operasi Tinombala di bagian perut dan punggung.

"Ada dua bagian tembakan, di bagian perut dan punggung," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar, saat dikonfirmasi terkait penyebab kematian Santoso di kantornya, Jakarta pada Rabu (20/7).

Sementara untuk satu jenazah yang berdasarkan hasil identifikasi adalah Muktar alias Kahar. Boy mengatakan Muktar tewas setelah ditembak oleh personel Satgas Tinombala di bagian kepala.
Sebelumnya, Penanggung Jawab Satgas Tinombala, Brigadir Jenderal Rudy Sufahriadi memaparkan kronologi baku tembak di Tambarana pada Senin (18/7) sore.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan, Tim Alpha yang masuk Operasi Tinombala sedang berpatroli di Tambarana kemarin sore. Tim ini merupakan gabungan TNI dan Polri, Tim Alpha 92, Batalyon 515, Jember, Kostrad.

"Mereka mendapati lima orang bersenjata diduga DPO (Daftar Pencarian Orang) berjarak 20 hingga 30 meter. Ketika mencoba mendekat, terjadi baku tembak," kata Rudy di Kompleks Istana Kepresidenan, kemarin.

Santoso dan Muktar tewas tertembak karena bertahan seperti melindungi tiga orang lainnya yang melarikan diri.
Tiga orang itu diduga Jamiatun Muslim alias Atun alias Bunga alias Umi Delima (istri Santoso), Nurmi Usman alias Oma (istri Basri), dan satu lelaki.

Ketiganya berhasil kabur disebabkan faktor cuaca. Mereka berada di pinggir kali. "Ketika ditembak dua, tiga lainnya belum bisa ditangkap tapi melarikan diri," ujar mantan Kapolres Poso ini. (asa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER