Santoso Tewas, Luhut Pastikan Operasi Anti Teror Jalan Terus

Prima Gumilang | CNN Indonesia
Selasa, 19 Jul 2016 22:23 WIB
Meski kepala kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) itu telah dipastikan tewas, Menteri Luhut tegaskan perburuan kelompok teror tetap dilanjutkan.
Meski kepala kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) itu telah dipastikan tewas, Menteri Luhut tegaskan perburuan kelompok teror tetap dilanjutkan. (CNN Indonesia/Prima Gumilang)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Panjaitan, memastikan Santoso alias Abu Wardah tewas dalam baku tembak di Poso, Sulawesi Tengah, kemarin. Meski demikian, pengejaran terhadap anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang masih tersisa dipastikan tetap berlanjut.

"Sudah konfirmasi, itu Santoso (yang tewas). Satunya lagi Muchtar. Kami pikir Basri, ternyata bukan. Kami tidak berhenti di sini," ujar Luhut di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (19/7).

Basri yang dia maksud adalah salah satu orang yang dianggap berpengaruh setelah Santoso. Menurut Luhut, saat ini jumlah pengikut kelompok MIT yang tersisa masih 19 orang. Dia meminta para pengikut Santoso untuk turun gunung dan menyerahkan diri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo ikut meyakinkan bahwa Santoso telah tewas. Pihaknya memastikan informasi itu dari keluarga Santoso. "Tim forensik masih bekerja. Lebih pasti lagi dari keluarga sudah mengatakan bahwa itu Santoso," katanya.
Gatot menyampaikan, tewasnya Santoso merupakan keterpaduan kerja tim gabungan TNI dan Polri yang tergabung dalam Satgas Tinombala. Tiga belas hari lalu, sembilan anggota tim berangkat ke lokasi yang telah ditargetkan. Mereka datang ke tempat yang dicurigai sebagai persembunyian Santoso.

"Anda bayangkan sembilan orang berangkat, jaraknya hanya 11 Km, perlu waktu tiga hari. Mereka hanya bergerak malam karena harus senyap supaya tidak terlihat. Selama delapan hari mengendap di tempat-tempat yang sudah dicurigai, itu dekat kampung istrinya (Santoso)," terang Gatot.

Dia menjelaskan situasi saat itu sedang turun hujan disertai banjir pada malam hari. Usai Santoso dan Muchtar tewas, delapan orang yang terlibat baku tembak kemudian harus menggotong dua jenazah turun gunung. Satu orang lainnya berjaga.
Gatot mengatakan, keberhasilan Satgas Tinombala menewaskan Santoso merupakan hadiah bagi Kapolri baru, Jenderal Tito Karnavian, sekaligus kenang-kenangan bagi Kapolri sebelumnya, Jenderal Badrodin Haiti.

"Operasi ini berlanjut karena pada saat mereka berangkat masih Pak Badrodin, sekaligus hadiah ulang tahun Pak Badrodin," ujarnya.

Gatot mengaku telah berkoordinasi dengan Tito untuk operasi pengejaran kelompom teroris selanjutnya. Bagi Gatot, tewasnya Santoso merupakan momentum yang baik untuk meningkatkan operasi penangkapan teroris agar berjalan lebih maksimal.
"Ini momentum yang baik, sehingga tidak boleh lepas, tapi juga ditambah dengan operasi teritorial dengan berbagai instansi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat," ujar Gatot.

Baku tembak antara Satgas Tinombala dengan kelompok teroris Santoso terjadi di Poso kemarin, Senin (18/7), sekitar pukul 17.00 WITA. Dua orang dari kelompok MIT tewas tertembak. Dalam kejadian itu, polisi juga mengamankan barang bukti berupa senapan jenis M16.

(meg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER