Polri Prediksi Basri dan Ali Kalora Akan Gantikan Santoso

Martahan Sohuturon | CNN Indonesia
Rabu, 20 Jul 2016 12:24 WIB
Kepolisian memprediksi Basri dan Ali Kalora akan menggantikan Santoso menjadi pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar memprediksi Basri dan Ali Kalora akan menggantikan Santoso menjadi pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur. (CNN Indonesia/Martahan Sohuturon)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Negara Republik Indonesia memprediksi Basri dan Ali Kalora akan menggantikan Santoso menjadi pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Basri adalah mantan narapidana kasus terorisme pada 2007. Satu tahun sebelum masa tahanannya habis, pria pemilik nama samaran Bagong atau Bang Ayas ini melarikan diri dari Lembaga Pemasyarakatan Ampana, Sulawesi Tengah.

Sedangkan Ali Kalora adalah sosok radikal senior di kalangan gerilyawan di Poso. Selain bergabung bersama MIT, pria benama asli Ali Ahmad ini juga memimpin sebuah tim yang beranggotakan 16 orang di salah satu pegunungan Poso.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Basri dan Ali Kalora (pengganti Santoso). Basri termasuk eksekutor aksi teror di Sulawesi Tengah tahun lalu, dia berbahaya," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar, di kantornya, Jakarta pada Rabu (20/7).
Lebih dari itu, Boy menyebutkan sejumlah kelompok teroris yang akan diwaspadai polisi selain MIT. Mereka adalah kelompok pimpinan Arif Hidayat di Bekasi dan pimpinan Nur Rohman. Kelompok teroris tersebut yang melakukan serangan bom bunuh diri di Markas Polres Kota Surakarta jelang Lebaran kemarin.

"Mereka akan kita pantau bersama ada beberapa kelompok lagi," ucapnya.

Pernyataan Boy terkait sosok pengganti Santoso senada dengan pandangan yang disampaikan oleh pengamat terorisme dari Universitas Indonesia, Al Chaidar. Pasca-meninggalnya Santoso, menurutnya, polisi harus mewaspadai sosok Basri.

Dia berkata, Basri merupakan sosok yang tepat untuk melanjutkan kepemimpinan Santoso di MIT. Kedekatan Basri dengan Abu Sayyaf disebut dapat meningkatkan intensitas hubungan MIT dengan ISIS.

"Ali Kalora belum tentu bisa melakukan itu," ucap Al Chaidar saat berbincang dengan CNNIndonesia.com kemarin.

Dia juga menyampaikan, sepak terjang Basri dalam aksi terorisme tidak perlu diragukan. Basri pernah terlibat dalam aksi terorisme di Nusa Tenggara Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Solo, dan Bekasi.
Namun pernyataan itu dibantah oleh pengamat terorisme Ali Fauzi Manzi. Mantan teroris asal Lamongan, Jawa Timur itu berpendapat Basri tidak layak, karena memiliki hal yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kelompok terorisme. Salah satunya, tubuh Basri dipenuhi tato.

Basri, demikian Fauzi, juga dinilai tidak punya pemahaman agama yang baik dan karisma untuk menjadi seorang pemimpin kelompok teroris.

"Saya akrab dengan Basri, saya lama bergaul dengannya dulu di penjara. Basri yang saya kenal bukan sosok leader yang baik, tapi kalau untuk jadi eksekutor tepat," ujarnya. (rel)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER