Ketua DPRD Prasetio Ajak Empat Anggota Dewan Temui Aguan

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Rabu, 20 Jul 2016 20:35 WIB
Prasetio mengaku spontan mengunjungi Aguan. Kunjungan juga berlangsung singkat dan Prasetio mengaku banyak hal yang terlupakan olehnya.
Prasetio mengaku mengajak empat anggota DPRD DKI Jakarta bertemu Aguan. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mengaku dirinya pernah mengajak empat anggota DPRD DKI untuk bertemu dengan bos PT Agung Sedayu Group Sugiyanto Kusuma alias Aguan di kediamannya.

Saat bersaksi dalam sidang dengan terdakwa Ariesman Widjaja dalam perkara suap reklamasi, Prasetio mengaku tak ingat detail perihal pertemuan pada Desember 2015 itu.

Pras mengaku mengajak empat orang anggota DPRD tanpa direncanakan sebelumnya. "Ini spontan saya untuk ketemu Pak Aguan, setelah menjadi ketua dewan saya belum pernah sowan," katanya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu (20/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Empat anggota Dewan yang diajaknya adalah Wakil Ketua DPRD DKI Mohammad Taufik, Ketua Pansus Zonasi Selamat Nurdin, Ketua Komisi D Mohammad Sanusi dan Muhammad Sangaji.

Kelimanya datang ke kediaman Aguan tidak secara bersamaan. Taufik dan Sanusi yang merupakan saudara kandung pergi bersama. Sementara Sangaji dan Selamat yang tak tahu kediaman Aguan jalan memilih pergi bersama Pras.

Setibanya di kediaman Aguan, Pras langsung memperkenalkan empat wakil rakyat yang diajaknya kepada Aguan.

Detail pertemuan lima anggota DPRD dengan pengusaha ini dikejar oleh jaksa penuntut umum Ali Fikri. Menurutnya, berdasarkan informasi yang diterimanya, saat itu Pras mengenalkan Taufik sebagai Ketua Balegda (Badan Legislasi Daerah).

"Anda ini disumpah pak, di catatan saya anda mengatakan memperkenalkan dengan sebutan Ketua Baleg," kata Ali.

Tapi Pras tetap tak mengakuinya. Ia hanya mengatakan lupa detail bagaimana cara ia mengenalkan Taufik. Saya lupa bagaimana saat itu, yang pasti saya memperkenalkan 'ini Taufik'. Saya lupa bagaimana," katanya.

Jaksa yang tak puas, terus mencecar momen pertemuan tersebut.

Pras lantas menceritakan pertemuan di kediaman Aguan tak berlangsung lama. Setelah berkenalan, dengan ditemani jamuan empek-empek, mereka berbincang di belakang rumah.
Namun saat itu, tamu Aguan semakin banyak.

Merasa tak enak karena banyaknya tamu itu, Pras mengaku langsung mengajak empat orang koleganya itu pulang tanpa berpamitan pada Aguan.

Sementara itu Taufik dalam kesaksiannya membenarkan bahwa dirinya diajak oleh Pras untuk bertemu Aguan. Sebelum pertemuan itu, Taufik mengaku tak mengenal Aguan.

"Saya tidak kenal Aguan. Tiba-tiba saya diajak dan dia (pras) bilang, 'Bro, silaturahim yuk ke rumah Pak Aguan', lalu kami bertemu di rumah Aguan," kata politikus Gerindra ini.

Dalam sidang pembacaan dakwaan Ariesman sebelumnya disebutkan tentang adanya pertemuan antara sejumlah anggota DPRD dengan Aguan pada Desember 2015. Mereka membahas soal raperda zonasi dan tata ruang yang tak kunjung kelar.

Perusahaan pengembang reklamasi termasuk bos Agung Podomoro Land Ariesman Widjaja yang meminta Sanusi untuk mempercepat proses pembahasan raperda. Hal yang membuat alot pembahasan adalah kontribusi tambahan 15 persen yang dianggap memberatkan bagi pengembang.

Ariesman kemudian menjanjikan akan memberikan uang sebesar Rp2,5 miliar pada Sanusi jika pasal tambahan kontribusi dimasukkan dalam pasal penjelasan dengan menggunakan konversi. Ariesman khawatir jika tanpa penjelasan maka nilai tambahan kontribusi menjadi tidak jelas.

Tak lama kemudian petugas KPK mencokok Sanusi dan Trinanda di tempat terpisah. Keesokan harinya, pada 1 April 2016, Ariesman menyerahkan diri ke kantor KPK. (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER