Istri Santoso yang Ditangkap Kini Dirawat di RSU Bhayangkara

Basuki Rahmat | CNN Indonesia
Sabtu, 23 Jul 2016 23:40 WIB
Jumiatun yang dikawal sejumlah polisi wanita serta beberapa mobil berisi pasukan bersenjata tiba di RSU Bhayangkara Palu pukul 19.00 Wita.
Satuan Tugas Operasi Tinombala menangkap istri dari pemimpin kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Santoso, yaitu Jumiatun alias Ummi Delimah, saat turun dari hutan ke pemukiman warga di Tambarana, Poso, Sulawesi Tengah, Sabtu (23/7). (Dok. Istimewa)
Palu, CNN Indonesia -- Istri siri Santoso bernama Jumiatun alias Umi Delima yang ditangkap aparat Satgas Tinombala di sekitar Desa Tambarana, Kabupaten Poso, Sabtu pagi (23/7), sudah dievakuasi ke RSU Bhayangkara Palu, Sulawesi Tengah. Jumiatun dibawa ke rumah sakit untuk kepentingan perawatan.

Pemantauan lapangan, satu unit mobil Toyota Avanza yang membawa Jumiatun dengan dikawal sejumlah polisi wanita serta beberapa mobil berisi pasukan bersenjata tiba di RSU Bhayangkara Palu sekitar pukul 19.00 Wita.

Seperti dikutip dari Antara, Jumiatun yang tampak kondisi fisiknya lemah langsung dibawa ke ruangan unit gawat darurat untuk pemeriksaan kesehatan oleh dokter dan perawat jaga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah beberapa menit, Jumiatun yang menggunakan cadar hitam itu kemudian dibawa ke ruang perawatan menggunakan kursi roda.

Tidak ada keterangan resmi kepolisian mengenai penanganan kesehatan DPO kasus terorisme jaringan Santoso tersebut, namun diperkirakan Jumiatun akan menjalani perawatan untuk pemulihan kesehatan fisik dan psikis sebelum menjalani penyidikan.

Kondisi fisik Jumiatun tampak sangat lemah karena dikhabarkan sudah beberapa hari tidak makan.

Jumiatun (22 tahun) ditangkap pasukan Satgas Operasi Tinombala yang sedang menyisir hutan sekitar Sungai Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara pada Sabtu pagi sekitar pukul 08.30 Wita.

Sebelumnya Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigjen Polisi Rudy Sufahriadi kembali mengeluarkan maklumat kepada para pengikut Santoso yang masih bertahan di tempat persembunyian di hutan-hutan Poso untuk segera menyerahkan diri.

"Menyerahkan diri akan lebih baik," kata Rudy dalam salah satu bagian Maklumat bernomor MAK/3/VII/2016 tanggal 22 Juli 2016 tentang Imbauan Penyerahan Diri Pelaku Tindak Pidana Terorisme pascameninggalnya Santoso itu. (obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER