Perwakilan 193 Negara Akan Hadiri Konferensi PBB di Surabaya

Suriyanto | CNN Indonesia
Senin, 25 Jul 2016 03:05 WIB
Konferensi rutin yang digelar setiap 20 tahun sekali akan membahas berbagai isu penting meliputi lingkungan perumahan, pemukiman dan perkotaan.
Perwakilan 193 negara akan menghadiri konferensi di Surabaya. (REUTERS/Denis Balibouse)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perwakilan dari 193 negara dijadwalkan hadir dalam The Third Sesion of The Preparatory Committee of the Habitat III Conference di Kota Surabaya, Jawa Timur, 25-27 Juli 2016.

"Kegiatan ini akan dihadiri sekitar 33 menteri dan 4.500 delegasi dari 193 negara. Acara ini merupakan hal yang sangat penting bagi PBB dan Indonesia," kata Sekretaris Jendral Konferensi, Joan Clos dalam sambutannya saat pengibaran bendera PBB dan Indonesia di halaman Grand City, Surabaya, Minggu (24/7).

Pengibaran bendera ini sekaligus menandai serah terima pengamanan Grand City dari Wali Kota Surabaya Tri Rismahartini dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimulyono kepada PBB.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konferensi yang diprakarsai PBB ini merupakann acara rutin setiap 20 tahun sekali. Acara tersebut membahas berbagai isu penting meliputi lingkungan perumahan, pemukiman dan perkotaan. Acara ini akan menghasilkan suatu kesepakatan yang bersifat global.

Konferensi UN habitat telah digelar dua kali, yaitu pada tahun 1976 dan 1996. Pada tahun 2016 ini penyelenggaraannya di Equador. Namun sebelum itu, didahului dengan penyelanggaraan kegiatan Prepcom III UN Habiatat III di Surabaya.

Joan mengaku pernah datang ke Surabaya dalam kunjungan formal untuk memantau pembangunan perkotaan yang ada. Ia menilai Kota Surabaya bisa menjadi contoh bagi kota lainnya.

"Surabaya yang terdepan. Ini inspirasi bagi semua. Bisa menjadi contoh, meski tantangan selalu ada," katanya seperti diberitakan Antara.

Ia juga mengapresiasi perjuangan pemerintah Kota Surabaya dalam mengembangkan kotanya menjadi lebih baik. Meski kadang menemui keterbatasan dalam sumber daya. Namun demikian, kendala tersebut bisa diatasi dengan inovasi dan kreativitas yang dilakukan pemertintah kota.

Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimulyo mengatakan penyelenggaraan Prepcom III UN Habitat biasanya di kantor PBB. Jadi, penyelenggaraan di Kota Surabaya adalah yang pertama di luar kantor PBB dan Asia.

"Sebelumnya di New York dan di Kenya selalu di Kantor PBB," katanya.

Dalam even internasional ini, sebagai negara kepulauan, Indonesia akan membawa isu-isu tentang negara kepulauan yang berkaitan dengan pembangunan perkotaannya.

Basuki menyatakan untuk mengatasi masalah kawasan kumuh, pihaknya mempunyai program 100-0-100 dengan tujuan menghilangkan kawasan kumuh di perkotaan.

"Ini kesempatan yang kami negosiasikan dalam agenda baru perkotaan di Equador nanti," kata Basuki. (sur/antara)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER