Menitipkan Bela Negara kepada Ulama Dunia

Prima Gumilang | CNN Indonesia
Kamis, 28 Jul 2016 11:16 WIB
Konferensi menghasilkan sembilan kesepakatan, salah satunya menjadikan Indonesia sebagai inisiator bela negara.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menghadiri pertemuan dengan ulama dunia di Pekalongan, Jawa Tengah. (CNN Indonesia/Prima Gumilang)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mini bus yang mengantar Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu berhenti di Jalan Dr Wahidin, Pekalongan, Jawa Tengah. Rombongan menteri tak mampu melintasi gang kecil menuju kediaman tokoh ulama Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya.

Ryamizard yang mengenakan kemeja putih dan berkopiah hitam keluar mobil. Dia terpaksa berjalan kaki sekitar seratus meter. Para santri yang mayoritas berpakaian serba putih telah berkerumun di sekitar Kanzus Shalawat, majelis taklim asuhan ulama Luthfi. Lantunan selawat dari pengeras suara mengiringi langkah Ryamizard.

Satu per satu sejumlah ulama nasional, seperti KH Maimun Zubair, tiba di kediaman Habib Luthfi. Orang-orang yang berbaris di pinggir jalan berebut mencium tangan para ulama yang datang. Tokoh agama dari berbagai negara juga hadir ke rumah itu. Beberapa di antaranya berasal dari Sudan, Amerika Serikat, Suriah, Irak, Inggris, India, dan Australia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para ulama berkumpul di bawah tenda yang berdiri di pelataran rumah yang lapang. Mereka duduk melingkar di sofa. Sementara para santri berlesehan di atas karpet.

Malam itu, Selasa (26/7), acara ramah tamah digelar dalam rangka menyambut Konferensi Internasional Ulama Internasional dan Ulama Thariqah Nasional bertema "Bela Negara: Konsep dan Urgensinya Dalam Islam."


Acara malam itu terbilang mendadak karena tak tercatat dalam agenda yang telah ditentukan. Setelah mendampingi Presiden Joko Widodo di Magelang, Ryamizard menyempatkan mampir ke Pekalongan sebelum kembali ke Jakarta. Keesokan paginya dia harus berkumpul di Istana Negara lantaran ada perombakan kabinet dan paripurna.

"Saya akan segera kembali (ke Jakarta) karena dipanggil Bapak Presiden. Insya Allah pada penutupan nanti kami akan hadir," ujar Ryamizard saat mengawali sambutan di hadapan para ulama dunia.

Ryamizard batal membuka konferensi. Sesuai jadwal, seharusnya dia memberikan ceramah utama. Jenderal Purnawirawan TNI AD itu juga dijadwalkan menjadi pemateri dalam diskusi bertajuk Pandangan Islam Mengenai Pentingnya Peran Militer dan Kepolisian Dalam Bela Negara dan Membangun Bangsa.


Pada kesempatan itu, Ryamizard menyampaikan pentingnya persatuan di antara negara sahabat. Dia menilai tantangan atau musuh yang dihadapi dunia saat ini memiliki kesamaan, yaitu terorisme dan radikalisme agama. Sementara Islam telah disalahgunakan oleh mereka yang tidak berpedoman pada Alquran dan hadis.

"Agama Islam yang kita jaga bersama ternyata disalahgunakan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan Islam tapi perbuatannya di luar apa yang seharusnya dilakukan oleh umat Islam," ujar Ryamizard.

Dia mengatakan, Islam mengharuskan persaudaraan atau ukhuwah dengan sesamanya. Menurutnya, bela negara termasuk perwujudan berukhuwah dalam Islam, yaitu ukhuwah wathoniyah yang berarti mencintai dan bersaudara dengan sebangsa dan se-Tanah Air. Ryamizard berpesan, umat Muslim harus tampil di depan untuk berperan dalam membela negara dan menjaga perdamaian dunia.

"Bela negara dalam bentuk lain adalah mencintai Tanah Air sebagaimana mencintai ibu kita sendiri. Bagi yang menolak bela negara berarti belum menjadi muslim yang baik, karena bela negara itu amanat agama," kata Ryamizard.


Konferensi yang akan berakhir esok hari, Jumat (29/7), merupakan lanjutan dari Konferensi Ulama Thariqah yang pernah dilaksanakan di Pekalongan pada 15 Januari lalu. Pertemuan itu dihadiri tujuh negara sahabat di antaranya Mesir, AS, Suriah, Yordania, Maroko, Sudan, dan Turki.

Konferensi itu menghasilkan sembilan kesepakatan, salah satunya menjadikan Indonesia sebagai inisiator bela negara. Gagasan bela negara sempat menuai pro dan kontra dalam pertemuan itu. Konsep itu dipahami sebatas wajib militer, menjaga batas teritorial, dan ikut mewujudkan keamanan negara.

"Banyak orang mengira bahwa konsep bela negara bertentangan dengan Islam yang mengharuskan berukhuwah antarsesama muslim tanpa ada sekat," kata Ryamizard.

Pada kesempatan yang sama, Luthfi juga sempat menyampaikan pandangannya mengenai bela negara. Dia memaknai pengabdian bela negara dengan arti luas, bukan semata angkat senjata atau hanya urusan militer. Pembangunan ekonomi maupun pendidikan yang membangkitkan kecintaan terhadap tanah air juga termasuk bela negara.

"Maaf apabila sambutan saya menggunakan Bahasa Indonesia, ini juga termasuk bentuk bela negara. Bukan berarti kami menyepelekan bahasa Arab yang merupakan bahasa Alquran dan bahasa Nabi Muhammad SAW," kata Lutfhi dalam sambutannya di tengah para tamu.


Dia berpendapat, setiap bangsa mudah dipecah belah karena ruh mencintai Tanah Air mulai luntur. Namun sebaliknya, jika setiap anak bangsa menumbuhkan rasa kecintaan terhadap tanah air, kata Luthfi, suatu bangsa tidak akan mudah dipecah belah.

Luthfi mengatakan, secara aklamasi negara-negara Islam bersepakat dengan konsep bela negara, dan mengambil manfaat dengan menjaga perdamaian dunia di antara negara. Baginya, Islam adalah perdamaian.

"Saya yakin Insya Allah siapa yang bercermin pada Rasulullah akan selalu merindukan kedamaian," kata Luthfi.

Habib Luthfi merupakan tokoh ulama kelahiran Kota Pekalongan. Lelaki 68 tahun itu menjabat sebagai Ra’is ‘Am jam’iyah Ahlu Thariqah al Mu’tabarah an Nahdiyah sekaligus Ketua Umum MUI Jawa Tengah.

Syekh Umar Hadroh yang mewakili Sudan mengatakan, tantangan terorisme yang disampaikan Menteri Pertahanan Indonesia mendapat kehormatan beserta pasukan dan segenap lembaga militer untuk berada di saf terdapan dalam menghadapi tantangan terbesar itu.


"Atas nama rakyat dan pemerintah Sudan kami sampaikan dukungan kepada bapak dan seluruh bangsa Indonesia untuk memerangi terorisme," kata Umar.

Pertemuan malam itu diakhiri dengan tanggapan dari Umar sebagai salah satu perwakilan negara-negara yang hadir. Menurutnya, konferensi tentang bela negara merupakan partisipasi ulama dunia dalam membangun perdamaian.

"Di Indonesia, saya menyaksikan umat Islam yang mengamalkan ajaran Islamnya," tambahnya.

Setelah tiga jam bertemu dengan para ulama dunia, tepat pukul 23.10 WIB Ryamizard bergegas kembali ke Jakarta. Habib Luthfi ikut mengantar kepergian Ryamizard hingga memasuki mobilnya. Orang-orang ikut mengawal mereka berdua. Saat rombongan Menteri Pertahanan meninggalkan majelis taklim, kerumunan santri kembali berebut mencium tangan sang kiai.

(obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER