Jalan Panjang Mega Proyek MRT

Puput Tripeni | CNN Indonesia
Kamis, 28 Jul 2016 12:06 WIB
Masyarakat Jakarta harus bersabar menanti operasional transportasi massal yang dikerjakan PT MRT. Proyek itu kini tengah terhambat sejumlah persoalan.
Masyarakat Jakarta harus bersabar menanti operasional transportasi massal yang dikerjakan PT MRT. Proyek itu kini tengah terhambat sejumlah persoalan. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jakarta harus bersabar menunggu penyelesaian mega proyek transportasi publik Mass Rapid Transit (MRT). Proyek yang sudah dicanangkan sejak 1986 itu baru akan selesai pada 2019 karena pekerjaan sipil (groundbreaking) baru dimulai tahun 2013. PT MRT Jakarta, badan usaha milik daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang ditunjuk mengerjakan proyek itu menyebut pengerjaan MRT terkendala banyak hal.

"Proyek ini jauh dari ideal, orang dari Jepang bilang proyek ini tak bisa dikerjakan," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta, Dono Boestami, kemarin.

Kereta Rangkaian Listrik (KRL) perkotaan atau Urban Railway yang menggunakan sistem persinyalan communication based train control (CBTC) ini nantinya tidak akan membutuhkan kontrol manusia. Secara otomatis, pergerakan kereta akan diatur sistem yang menerapkan jarak antar kereta (head way) dengan waktu tertentu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dono mengatakan, waktu temput rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia ditargetkan mencapai 30 menit, dengan head way setiap lima menit. 
Pekerja melintasi terowongan proyek Mass Rapid Transit (MRT) di Senayan. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Proyek MRT fase I, koridor selatan-utara yang menghubungkan Lebak Bulus-Bundaran HI, terdiri dari 13 stasiun dengan tujuh stasiun layang sepanjang 10 kilometer dan enam stasiun bawah tanah sepanjang enam kilometer.

PT MRT menyiapkan 16 set kereta dengan 96 gerbong. Sebanyak 14 set kereta akan beroperasi setiap hari, dua lainnya disiapkan sebagai cadangan.
Stasiun MRT, kata Dono, bakal terintegrasi dengan moda transportasi lain dan menyambung ke sejumlah gedung di sekitar stasiun. PT MRT sudah bekerja sama dengan 32 gedung untuk membuat jembatan penghubung.

"Radius sekitar 300 hingga 350 meter dari stasiun MRT akan terintegarasi, kami memaksa anda dan warga jakarta untuk berjalan 350 meter," tutur Dono.

Kendala Lahan dan Regulasi

Proyek pembangunan MRT di Jakarta dibagi dalam tiga tahap. Tahun 2013 dilalui dengan persiapan proyek. Fase kedua, yakni proses konstruksi, berjalan setahun setelahnya.

Saat ini, proyek itu seharusnya sudah masuk fase ketiga, yaitu operasional dan uji coba. Nyatanya, kata Dono, pengerjaan MRT kini masih berkutat di dua tahap pertama.

"Sekarang masih tahap persiapan, pengurusan lahan baru 90 persen, sisa 10 persen," ucapnya.
Menurut Dono, perusahaannya terhambat pembebasan lahan di sekitar stasiun. Dampaknya, modifikasi bentuk stasiun akan dilakukan. Kalau kendala itu tak kunjung diatasi, kata Dono, penggunaan salah satu pintu masuk stasiun layang akan terhambat.

Tak hanya perkara lahan, Dono juga mengeluhkan persiapan regulasi. Meski pengerjaan konstruksi sudah mencapai 50 persen, regulasi untuk mengoperasikan sistem MRT belum tersedia.

Dono menyebut, Kementerian Perhubungan perlu membuat sejumlah peraturan yang mengatur sistem persinyalan blok gerak, sistem pengoperasian kereta otomatis, dan sistem pengendalian kereta operasi secara terpusat. 

Regulasi itu kini sedang dikaji Direktoran Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.
Pekerja melakukan aktifitas pembangunan Proyek Pengeboran Terowongan Mass Rapid Transit (MRT) di area Bor Antareja, Stasiun Senayan. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Soal pendanaan, dana pembangunan MRT merupakan pinjaman dari Jepang Jica, sebesar 125 miliar yen. Dana itu dipinjam pemerintah pusat yang kemudian diserahkan ke PT MRT melalui Pemprov DKI Jakarta.

Dono berkata, penyerapan dana telah mencapai 30 persen. Dana itu disalurkan ke enam kontraktor yang mengerjakan delapan paket proyek dengan nilai berkisar mulai dari 10 miliar hingga 27 miliar Yen.

"Kami enggak ada pinjaman, yang pinjam negara seratus persen. Arus kas kami masih kosong," ujar Dono.
Gubernur DKI Jakarta nanti baru akan menetapkan tarif MRT tiga bulan sebelum beroperasi. Dono menilai, masyarakat bisa saja tidak dipungut tarif. Asalkan, pemprov sepakat memberikan subsudi penuh.

Permasalahan tarif, menurut Dono, merupakan kebijakan politis. PT MRT sebagai BUMD, kata dia, hanya akan memberi rekomendasi.
Pekerja keluar dari pengerukan bawah tanah stasiun MRT Senayan. (CNN Indonesia/Safir Makki)
PT MRT menargetkan kereta sudah dapat diuji coba pada akhir 2018 dan dioperasikan secara penuh tahun 2019. "Sudah enam presiden, semoga presiden ke tujuh bisa meresmikan proyek ini," tutur Dono.

Fase II dari Selatan ke utara yang menghubungkan Bundaran HI dan Ancol akan terdiri dari 12 stasiun. Tahap studi pendahuluan fase itu baru akan dimulai tahun depan.

Catatan redaksi:

Kami melakukan perubahan pada artikel ini tertanggal 2 Agustus 2016 sebagai berikut:


Pada paragraf 1 kalimat ke-2 awalnya ditulis, “Proyek yang sudah dicanangkan sejak 1986 itu baru akan selesai pada 2019.”
Diubah menjadi, “Proyek yang sudah dicanangkan sejak 1986 itu baru akan selesai pada 2019 karena pekerjaan sipil (groundbreaking) baru dimulai tahun 2013.”

Paragraf 3 kalimat 1 awalnya ditulis, “Kereta cepat yang menggunakan sistem persinyalan communication based train control (CBTC) ini ….”
Diubah menjadi, “Kereta Rangkaian Listrik (KRL) perkotaan atau Urban Railway yang menggunakan sistem persinyalan communication based train control (CBTC) ini ….”

Paragraf 14 kalimat 1 sebelumnya ditulis, “Pemprov dan DPRD DKI Jakarta perlu membuat sejumlah peraturan yang mengatur sistem persinyalan…”
Diubah menjadi, “Kementerian Perhubungan perlu membuat sejumlah peraturan yang mengatur sistem persinyalan…”

Perubahan kami lakukan atas permintaan Corporate Secretary PT MRT Jakarta Tb Hikmatullah. (abm)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER