Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat bertemu dengan pihak PT MRT Jakarta di Wisma Nusantara, Jakarta, Ahad (24/5). Dalam pertemuan tersebut MRT Jakarta mempresentasikan proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta.
Selain memaparkan perkembangan proyek pembangunan, Direktur Utama MRT Jakarta, Dono Boestami juga menyampaikan kendala yang mereka hadapi. "Kendala pembebasan lahan. Tapi magnitudenya tidak besar," kata Dono.
Menanggapi masalah tersebut, Djarot mengimbau pihak terkait untuk berintegrasi menyelesaikan pembebasan lahan. "Kendala yang paling pokok adalah pembebasan lahan. Dengan seperti ini, pihak terkait bisa memahami dan bersinergi untuk menyelesaikan pembebasan lahan," ujar Djarot saat ditemui usai pertemuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan, pihaknya akan membantu upaya pembebasan lahan agar pengerjaan MRT bisa sesuai jadwal. "Kami maksimal. Langkah yang paling cepat kalau seumpama ada warga yang tak memiliki kepentingan umum ya lewat konsinyasi saja atau mungkin appraisal," tandasnya.
Selain masalah pembebasan lahan, kendala lainnya yang harus dihadapi PT MRT Jakarta menurut Djarot adalah mengenai dampak pembangunan. "Dampak pembangunan berpengaruh pada tingkat kemacetan. Apabila proyek ini akan segera dikebut betul, apalagi ketika proyek pengeboran tanah mulai dikebut saat Agustus," ucapnya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Djarot pun mengimbau pihak terkait untuk melakukan rekayasa lalu lintas agar kemacetan tidak menimbulkan masalah baru. "Rekayasa lalu lintas tentunya. MRT bekerja sama dengan Dishub dan kepolisian. Jadi bisa rekayasa lalu lintas," katanya.
Selain mengadakan pertemuan di kantor PT MRT Jakarta, Djarot juga mengunjungi beberapa proyek pembangunan MRT yang berlokasi di Lebak Bulus dan Fatmawati. Pembangunan MRT dimulai pada Oktober 2013 dan ditargetkan akan selesai pada tahun 2018 mendatang.
(rdk)