Jakarta, CNN Indonesia -- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan kondisi sepuluh warga negara Indonesia yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf masih dalam keadaan sehat. Dia membantah ada sandera yang mengalami sakit keras.
"Yang jelas kondisinya selamat. Saya tidak bisa mengatakan (sakit) karena enggak ada buktinya. Sekarang dalam kondisi selamat," kata Gatot usai rapat di kantor Kemko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (4/8).
Saat ini para sandera masih ditawan di lokasi berbeda-beda. Mereka dipisah dalam dua kelompok. Gatot mengajak semua pihak mendoakan agar para sandera segera dibebaskan.
Gatot mengatakan, pemerintah Filipina saat ini masih mengupayakan pembebasan sandera WNI. Menurutnya, Presiden Filipina Rodrigo Duterte bersama pemimpin Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) telah mendesak dan mengepung tempat penyanderaan WNI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, pemerintah Indonesia tetap menolak untuk membayar tebusan yang diminta kelompok Abu Sayyaf. Gatot mengatakan jika pemerintah memenuhi permintaan tebusan kelompok Abu Sayyaf, hal itu sama saja menjual harga diri bangsa kepada para penyandera.
"Mohon orang-orang yang suka berpetualang menjual bangsa ini jangan ada lagi," tegasnya.
Bertemu Keluarga SanderaMenteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan, pihak keluarga tidak perlu terpengaruh oleh kabar dari pihak penyandera yang mengabarkan sandera dalam keadaan sakit. Dia menilai, kabar yang berasal dari pihak Abu Sayyaf tak bisa dipercaya sepenuhnya.
"Saya sudah ketemu sama keluarga, sudah ada pertemuan, sakit segala macam itu kan informasi dari mereka (penyandera), kamu percaya yang diomongin mereka?" kata Wiranto.
Saat ini, pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan sandera. Namun Wiranto menegaskan, pemerintah tak ingin upaya pembebasan sandera dilakukan dengan mengikuti kemauan pihak penyandera.
"Biarkan saja dia ngomong apa yang penting operasi pembebasan sandera terus berjalan. Kita jangan disetir oleh mereka. Kita ini pemerintah yang berdaulat, masak disetir sama perampok-perampok itu," ujarnya.
Hingga kini sepuluh WNI masih disandera di Filipina oleh kelompok Abu Sayyaf. Tujuh WNI di antaranya merupakan anak buah kapal tugboat Charles 001 dan Robby 152. Mereka disandera di Laut Sulu, Filipina Selatan, saat sedang menempuh perjalanan membawa batu bara dari Tagoloan Cagayan, Mindanao, menuju Samarinda. Sementara tiga WNI lainnya disandera pada waktu yang berbeda, 9 Juli lalu.
(wis)