Ahok: Pemprov Jakarta Jamin Ketersediaan Vaksin Anak-Anak

Puput Tripeni Juniman | CNN Indonesia
Jumat, 22 Jul 2016 15:23 WIB
Terkait peredaran vaksin palsu, Dinkes DKI Jakarta sudah melakukan pengawasan untuk memastikan pengadaan vaksin berasal dari distributor resmi.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berpose bersama pelajar tingkat SMP, beberapa waktu lalu. Ahok menjamin ketersediaan vaksin untuk anak-anak di wilayah Jakarta. (CNN Indonesia/Riva Dessthania Suastha)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meninjau tempat penyimpanan vaksin setelah memberikan pengarahan kepada jajaran Dinkes dalam Halal Bihalal di gedung Dinas Kesehatan DKI Jakarta, pagi ini.

Gubernur yang disapa Ahok itu, memantau ruang pendingin vaksin sekitar pukul 10.00 WIB ditemani Kepala Dinas Kesehatan Koesmedi Priharto dan Sekretaris Dinas Kesehatan Een Heryani.

Ahok menyebut ketersediaan vaksin terjamin karena anak-anak wajib memiliki sertifikat vaksin agar dapat bersekolah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Aman (ketersediaan), kalau tidak aman kan bakal ribut. Kan ada peraturan, kamu tidak ada sertifikat vaksin, anak kamu tidak bisa sekolah loh," kata Ahok.
Ahok kemudian memasuki salah satu ruang penyimpan vaksin yang bersuhu 2 derajat celcius menggunakan jaket khusus. Suhu ruangan penyimpan vaksin tersebut berkisar 2-8 derajat celcius.

Suhu tersebut dimonitor dua kali sehari, pada pagi dan sore hari. Pemeriksaan suhu, kata Een, juga dilakukan hingga vaksin berada di layanan kesehatan. Tempat penyimpanan vaksin itu diaudit oleh auditor independen agar kualitasnya tetap terjaga.
Een menjelaskan Dinas Kesehatan DKI Jakarta memiliki sembilan jenis vaksin yang setiap bulannya didatangkan dari Kementerian Kesehatan. Vaksin itu kemudian distribusi ke tingkat kota hingga ke kecamatan.

"Di puskesmas kecamatan Semua rumah sakit, dokter pribadi, bidan, klinik bisa mengambil secara gratis vaksin-vaksin kami," kata Een.

Pengelolaan Limbah Vaksin

Jika vaksin sudah digunakan pengolahan limbah vaksin diserahkan kepala layanan kesehatan. Koesmedi mengatakan untuk layanan kesehatan yang tidak bisa mengelola akan dikelola oleh pihak ketiga. Pihak ketiga itu nantinya harus disertifikasi. Pasalnya, penggunaan insinerator di layanan kesehatan sudah tidak lagi diizinkan karena menimbulkan asap atau polusi.
Koesmedi menyebut Dinas Kesehatan bakal melihat kembali fasilitas kesehatan dalam mengelola limbah vaksin.

"Kami kasih kesempatan satu minggu untuk memperbaiki. Kalau belum bisa memperbaiki sementara izinnya kami berhentikan," tutur Koesmedi.

Terkait peredaran vaksin palsu, Koesmedi mengatakan pengawasan sudah dilakukan untuk memastikan pengadaan vaksin berasal dari distributor yang memiliki izin. Koesmedi meminta kerja sama dari masyarakat untuk melapor jika menemukan hal-hal yang mencurigakan. (wis/wis)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER