Relawan Wanita dan Dokter Siap Jemput Sisa Kelompok Santoso

Prima Gumilang | CNN Indonesia
Selasa, 09 Agu 2016 22:31 WIB
Tim Evaluasi Penanganan Terorisme akan menerjunkan untuk memastikan para anggota kelompok yang tersisa bersedia keluar dari persembunyian.
Tim Evaluasi Penanganan Terorisme akan menerjunkan untuk memastikan para anggota kelompok yang tersisa bersedia keluar dari persembunyian. (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Evaluasi Penanganan Terorisme atau Tim 13 terus berupaya menjemput 16 orang kelompok Santoso yang masih bersembunyi di hutan Poso, Sulawesi Tengah. Tim yang bekerja sama dengan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) ini akan mengirim relawan dan dokter selama proses penjemputan.

"Kami akan masuk ke hutan. Kami akan kirim terutama relawan wanita, dokter, perawat, untuk menjemput mereka," kata Presidium MER-C Joserizal Jurnalis di kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (9/8).

Joserizal mengatakan, para relawan itu diturunkan ke hutan apabila proses operasi penjemputan selama ini mengalami kebuntuan. Mereka juga akan mendirikan posko di wilayah yang bisa dijadikan sebagai titik penanganan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seandainya ada sesuatu yang kurang pas dan mereka membutuhkan bantuan, kami akan taruh beberapa relawan di Poso. Fungsi mereka untuk menjemput kemudian membawanya turun," kata Joserizal.
Selama penjemputan itu, tim medis juga bersiaga membantu jika terdapat anggota kelompok yang mengalami gangguan kesehatan. Joserizal berkata, seluruh rencana itu akan direalisasikan pekan depan.

Joserizal selama ini aktif berperan dalam penanganan konflik di Poso. Timnya juga pernah mendirikan poliklinik di daerah tersebut. Namun poliklinik itu telah ditutup lantaran kekurangan biaya.

"Kami akan koordinasikan lagi untuk penjemputan 16 orang ini," ujarnya.
Komisioner Komnas HAM Siane Indriana mengatakan, Tim 13 dan MER-C akan kembali turun ke Poso pekan depan. Pihaknya telah berkoordinasi dengan Polda Sulawesi Tengah, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme dan TNI untuk dapat saling bersinergi.

"Di lapangan mudah-mudahan ada sinergi," katanya.

Selain bantuan dari para relawan, menurut Siane, operasi Tinombala di Poso akan tetap berjalan dengan lebih mengedepankan tindakan persuasif. Hal itu penting untuk mendorong sisa pengikut kelompok Santoso menyerahkan diri secara sukarela.

Selain dari unsur Polri, TNI, BNPT, MER-C, dan Tim 13, masyarakat Poso juga dilibatkan dalam upaya penjemputan tersebut. Mereka yang menamakan diri sebagai Forum Masyarakat Poso telah meminta pemerintah untuk memberikan amnesti kepada para pengikut Santoso yang akan menyerahkan diri.

"Karena memang sejak lama masyarakat Poso sudah meminta adanya amnesti kepada mereka (16 orang) ini," ujar Siane.

Hari ini Tim 13 telah bersepakat akan meningkatkan sinergitas dengan Polri dan BNPT. Hal tersebut dilakukan agar penyelesaian konflik Poso bisa diselesaikan tanpa melanggar hak asasi manusia.

"Tim ini akan jadi mediator agar 16 anggota kelompok Santoso yang tersisa bisa turun tanpa tekanan dan penyiksaan. Hal ini merupakan bagian dari sinergitas masyarakat sipil dengan pemerintah," ujar anggota Tim 13, Busyro Muqoddas.
(abm)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER