Laporan PPATK Terkait Fredi Budiman Masih Diselidiki BNN

Basuki Rahmat | CNN Indonesia
Minggu, 14 Agu 2016 07:40 WIB
Isu uang Rp3,6 triliun telah disampaikan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Budi Waseso lima bulan yang lalu.
Kepala BNN Komjen Budi Waseso saat memaparkan kasus peredaran sabu jaringan internasional sebesar 15 kilogram di Kantor BNN, Jakarta, Selasa (2/8) (CNNIndonesia/Abi Sarwanto).
Cirebon, CNN Indonesia -- Laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terkait adanya aliran dana yang diduga dari jaringan Fredi Budiman sejauh ini masih diselidiki oleh Badan Narkotika Nasional (BNN).

Kepala Bagian Humas BNN Komisaris Besar Pol Slamet Pribadi mengatakan enam bulan yang lalu BNN menerima laporan dari PPATK hasil analisis transaksi keuangan yang mencurigakan yang berlatar belakang narkotik.


“Menyelidiki aliran uang terkait laporan PPTAK bukan perkara mudah, butuh waktu yang cukup lama untuk menelusurinya,” kata Slamet Pribadi di Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (13/8), seperti dilansir dari Antara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Slamet menyebutkan isu uang Rp3,6 triliun itu telah disampaikan Kepala BNN Komisaris Jenderal Budi Waseso lima bulan yang lalu.


“Uang itu disebut-sebut diduga hasil bisnis narkoba jaringan Fredi yang ada di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Menurut Slamet laporan temuan PPATK tersebut saat ini sedang diselidiki oleh Divisi Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) BNN dan pihaknya sudah menjelaskan sejak lima bulan lalu.


"Sampai saat ini laporan hasil analisis PPATK terkait aliran dana yang mencurigakan tersebut masih dalam penyelidikan," tuturnya.

Penyelidikan kasus TPPU membutuhkan waktu yang lama dan karena ini jumlahnya sangat besar maka membutuhkan waktu sekitar 2 sampai 3 tahun.


Slamet menambahkan pihaknya belum dapat menyimpulkan laporan PPATK tersebut ada kaitannya dengan gembong narkoba Fredi Budiman atau tidak.

“Kami belum bisa menyimpulkan apakah terjait dengan Fredi atau tidak, karena ini menyangkut aturan perbankan," ujar dia.

(obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER