Polri Sebut 200 Personelnya Jadi Korban Serangan Teroris

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Senin, 22 Agu 2016 19:37 WIB
Selama ini kabar tersebut tidak terpublikasikan karena bisa menimbukan efek ketakutan. Kelompok radikal memang menargetkan aparat keamanan untuk dibunuh.
Polisi sebut 200 orang personelnya jadi korban serangan teroris. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Polri menyebut ada lebih dari 200 personelnya yang menjadi korban teroris. Hanya saja, peristiwa ini tidak pernah terpublikasikan secara massif.

"Kami tidak pernah ekspos karena kalau bisa menakutkan, buat apa?" kata Direktur Keamanan Negara Polri Komisaris Besar Djoko Mulyono dalam seminar kontra-radikalisme di Jakarta, Senin (22/8).

Djoko menyontohkan, ada beberapa kasus anggota polisi yang tidak kembali setelah melaksanakan tugas karena diserang oleh teroris di perjalanan pulang. Dia tidak merinci lebih jauh soal kejadian tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia hanya mengatakan hal ini menunjukkan bagaimana sasaran teroris sudah berubah. Dari semula simbol-simbol dan perusahaan asing, menjadi aparat keamanan dan pemerintah.

Hal ini terkait dengan perkembangan situasi di Timur Tengah. Semenjak pemimpin Al Qaeda, Osama Bin Laden, tewas di Afghanistan, Ayman al-Zawahiri yang menggantikannya punya kebijakan lain.

"Dia (Ayman) punya kebijakan, pemerintah yang dukung Amerika jadi sasaran terorisme. Indonesia juga dukung kebijakan Amerika, yaitu berantas teroris. Yang berantas adalah Densus 88 Polri," kata Djoko.

Perkembangan di Timur Tengah, lanjut dia, banyak memengaruhi situasi terorisme di Indonesia. Misalnya fenomena Negara Islam Irak dan Suriah alias ISIS yang berkembang seiring dengan pemberontakannya di sana.

Di Indonesia, ISIS sangat terstruktur, kata Djoko. "Dari al-Baghdadi pemimpin ISIS di timur tengah sampai Aman Abdurahman pemimpin di Indonesia punya pembagian tugas dan wilayah masing-masing."

Hal ini bukan sesuatu yang baru bagi Indonesia. Djoko juga menjelaskan perkembangan terorisme di Indonesia berangkat dari konflik di Afghanistan.

Banyak pengikut Negara Islam Indonesia/Tentara Islam Indonesia yang terus berkembang sejak era 1950-an berangkat ke Timur Tengah untuk perang di Afghanistan. Sepulangnya ke Tanah Air, mereka menguasai ilmu perang dan cara membuat bom.

Ia mencontohkan Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Baasyir yang merupakan pentolan NII di Jawa Tengah melarikan diri ke Malaysia dan membentuk kelompok teror Jamaah Islamiyah untuk 'mengislamkan' Asia Tenggara.

"ISIS (di Indonesia) itu cikal bakalnya adalah JI," kata Djoko.

JI di Indonesia bertanggungjawab atas serangkaian serangan teror skala besar era 2000-an. Setelah para pentolannya ditangkap dan ISIS bangkit di Suriah, barulah paham kelompok tersebut masuk.

Catatan CNNIndonesia.com, peristiwa pembaiatan ISIS pertama kali terpantau pada 2014. Kini, sejumlah teroris yang ditangkap polisi mengaku berafiliasi kelompok tersebut.

Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur yang kini sudah tewas, Santoso alias Abu Wardah salah satunya. Aksi nyata teror yang dilakukan ISIS di Indonesia adalah serangan bom dan penembakan di Jakarta, awal 2015, menewaskan delapan orang (termasuk pelaku) dan melukai puluhan orang lainnya. (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER